Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat tetap memutuskan Tanah Baru sebagai stasiun yang akan dilintasi kereta api ringan atau "light rail transit" (LRT) dengan trase akhir Terminal Baranangsiang.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor Toto M Ulum di Bogor, Selasa, menyebutkan segera digelar pertemuan dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas Tanah Baru sebagai stasiun LRT.
"Kamis depan akan ada pertemuan dengan Kementerian Perhubungan, membahas LRT bersama-sama dengan Pemkab Bogor juga hadir," kata Toto.
Ia menjelaskan, pembangunan stasiun LRT di Tanah Baru sejalan dengan redistribusi kawasan yang sedang disiapkan oleh Pemerintah Kota Bogor dengan menggeser pergerakan orang dan kendaraan dari pusat kota ke kawasan pinggiran.
"Redistribusi fungsi kawasan ini sudah kita paparkan dalam Bogor Economic Summit (BES) 2015 lalu," katanya.
Menurut Toto, dalam pertemuan nanti, Pemerintah Kota Bogor akan menyampaikan program BES dan Bogor Transportasion (B-TOP) kepada Pemerintah pusat untuk menyakinkan agar pembangunan stasiun LRT dapat dialihkan ke Tanah Baru.
"Pertemuan ini juga sekaligus membahas perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 98/2015, agar stasiun LRT yang tadinya di Baranansiang dapat dipindahkan ke Tanah Baru," katanya.
LRT koridor Cibubur-Bogor merupakan satu dari enam jalur LRT yang akan dibangun dengan panjang 30-31 kilometer terdiri dari empat stasiun yakni Cibinong, Sirkuit Sentul, Sentul City dan Kota Bogor (Baranangsiang dan Tanah Baru).
Stasiun LRT di Kota Bogor membutuhkan Depo sebagai tempat peristirahatan dan perawatan. Namun, untuk kawasan Terminal Baranangsiang, lahan terbatas sehingga tidak bisa dilengkapi depo service.
Untuk membangun depo LRT membutuhkan lahan dengan luasan hingga enam hektar guna menampung 30 sampai 40 rangkaian kereta ringan tersebut. Persoalannya, luas lahan di Baranangsiang terbatas.
Lahan yang memungkinkan untuk dibangun depo adalah di wilayah Tanah Baru, namun terkendala pembebasan lahan. Ke depan, pembangunan LRT di Bogor akan berkembang, antara Tanah Baru dan Baranangsiang saling terhubung, dengan trase Kedung Halang dan Pajajaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor Toto M Ulum di Bogor, Selasa, menyebutkan segera digelar pertemuan dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas Tanah Baru sebagai stasiun LRT.
"Kamis depan akan ada pertemuan dengan Kementerian Perhubungan, membahas LRT bersama-sama dengan Pemkab Bogor juga hadir," kata Toto.
Ia menjelaskan, pembangunan stasiun LRT di Tanah Baru sejalan dengan redistribusi kawasan yang sedang disiapkan oleh Pemerintah Kota Bogor dengan menggeser pergerakan orang dan kendaraan dari pusat kota ke kawasan pinggiran.
"Redistribusi fungsi kawasan ini sudah kita paparkan dalam Bogor Economic Summit (BES) 2015 lalu," katanya.
Menurut Toto, dalam pertemuan nanti, Pemerintah Kota Bogor akan menyampaikan program BES dan Bogor Transportasion (B-TOP) kepada Pemerintah pusat untuk menyakinkan agar pembangunan stasiun LRT dapat dialihkan ke Tanah Baru.
"Pertemuan ini juga sekaligus membahas perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 98/2015, agar stasiun LRT yang tadinya di Baranansiang dapat dipindahkan ke Tanah Baru," katanya.
LRT koridor Cibubur-Bogor merupakan satu dari enam jalur LRT yang akan dibangun dengan panjang 30-31 kilometer terdiri dari empat stasiun yakni Cibinong, Sirkuit Sentul, Sentul City dan Kota Bogor (Baranangsiang dan Tanah Baru).
Stasiun LRT di Kota Bogor membutuhkan Depo sebagai tempat peristirahatan dan perawatan. Namun, untuk kawasan Terminal Baranangsiang, lahan terbatas sehingga tidak bisa dilengkapi depo service.
Untuk membangun depo LRT membutuhkan lahan dengan luasan hingga enam hektar guna menampung 30 sampai 40 rangkaian kereta ringan tersebut. Persoalannya, luas lahan di Baranangsiang terbatas.
Lahan yang memungkinkan untuk dibangun depo adalah di wilayah Tanah Baru, namun terkendala pembebasan lahan. Ke depan, pembangunan LRT di Bogor akan berkembang, antara Tanah Baru dan Baranangsiang saling terhubung, dengan trase Kedung Halang dan Pajajaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016