Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Jawa Barat dan peneliti Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) beserta para fasilitator dari IPB University, Universitas Trisakti dan tim dari Kementerian Pendidikan Budaya dan Sains Kerajaan Belanda membahas pengembangan kawasan kota bersejarah.

Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono di Depok, Jumat mengatakan pengembangan akan dilakukan dengan kolaborasi dan juga revitalisasi kawasan Depok Lama, elaborasi Sister City antara Kota Depok dengan Kota di Belanda, hingga penyelenggaraan Festival Budaya Belanda di Depok yang mengadopsi kegiatan Festival Drama Depokkers (A Colonial Tale Unravels) di Belanda.  

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Jawa Barat bersama Tim Peneliti Historic Urban Landscape Belanda menggelar Pelatihan Quick Scan Historic Urban Landscape atau Lanskap Kota Bersejarah pada 21–25 November 2022 yang menghadirkan para narasumber kelas dunia dari Belanda.

Baca juga: Dubes Belanda kunjungi kawasan Depok Lama bahas wisata sejarah

Dalam kegiatan Quick Scan Heritage Urban Landscape, hadir TM Yusufsyah Putra Ketua DPRD Kota Depok, Dadan Rustandi Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporyata) Kota Depok, Boy Loen ahli Sejarah Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), Ahmad Fitrianto Sekjen ILUNI UI dan Askar Triwiyanto Tim Sinergitas Kota Depok dan Duta Besar Belanda untuk Indonesia HE Lambert Grijns. 

Peneliti UI yaitu Profesor Dr Kemas Ridwan Kurniawan dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Prof. Heri Fuad.

Dubes Belanda HE Lambert Grijns memberikan apresiasi atas inisiatif Pemkot Depok, masyarakat dan kalangan dunia usaha yang ikut andil dalam gagasan pengembangan kota bersejarah ini. Dubes berjanji akan terus mendorong terwujudnya kerja sama konstruktif sebagaimana yang diharapkan. 

HE Lambert Grijns yang berkunjung ke Depok melihat langsung Rumah Cimanggis sebagai bangunan bersejarah yang baru selesai di Revitalisasi dan berada kawasan kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).  

Baca juga: Wali Kota Depok: Pembangunan museum sejarah Rasulullah perlu sarana penunjang
 
Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono Duta Besar Belanda untuk Indonesia HE Lambert Grijns dan Ketua DPRD Depok TM. Yusufsyah Putra berssama pembicara Pelatihan Quick Scan Historic Urban Landscape (ANTARA/Foto: istimewa)

 
Sementara itu ahli sejarah YLCC Boy Loen menyatakan optimis atas inisiatif Pemerintah Kota dan ketua DPRD Depok untuk berkolaborasi bersama kalangan kampus dari UI, UIII, IPB, Trisakti, hingga alumni Rotterdam Belanda untuk ambil bagian dalam penelitian dan pengembangan potensi Heritage di Kawasan Depok Lama. 

Sebagai Generasi ke 8 Kaoem Depok atau yang familiar dipanggil “Belanda Depok” dari marga Loen, Boy Loen (72) mengatakan Belanda Depok dalam sejarahnya memiliki tanah luas dan menjadi orang yang berada karena mewarisi berbagai aset Cornelis Chastelein yang di abad ke-17 merupakan tuan tanah kaya raya dan baik hati di zamannya. 

Baca juga: Sumur Tujuh Situs Sejarah Kota Depok

Namun seiring berjalannya waktu ada kondisi-kondisi yang menyebabkan beberapa aset sejarah tersebut punah atau beralih kepemilikan karena dijual pemilik aslinya. Hal ini berpotensi terjadinya hilangnya nilai-nilai atau aset Sejarah yang jadi bagian dari salah satu identitas kawasan. 

"Semoga inisiatif yang baik dari Pemkot dan para peneliti UI ini dapat terwujud setahap demi setahap dan dapat dukungan konstruktif dari semua pemangku kepentingan," katanya.

Ketua DPRD Depok TM. Yusufsyah Putra mengatakan mendukung pengembangan kota bersejarah Depok. Perhatian dan kesungguhan yang ditunjukkan Pemerintah Kota bersama komunitas dan warganya dalam menjaga dan mengembangkan Heritage Depok terutama Rumah Cimanggis dan Kawasan Depok Lama patut diapresiasi. 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022