Sukabumi (Antara Megapolitan) - Kapolsek Cisaat, Kompol Warsito mengatakan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang mengadakan seminar di villa di Kampung Gentong, Kabupaten Sukabumi tidak melapor ke aparat pemerintah.
"Dari hasil penyelidikan pascaambruknya villa yang digunakan mahasiswa UNJ di Desa Sukasari, Kecamatan Cisaat yang mengakibatkan seorang bocah Noval(10) tewas, ternyata tidak ada izin yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat baik dari tingkat desa maupun kecamatan," katanya di Sukabumi, Jumat.
Dikatakan, undangan kegiatan seminar yang diikuti puluhan warga dan mahasiswa tersebut baru disebar beberapa jam sebelum pelaksanaan berlangsung. Sehingga tidak ada aparat Muspika Cisaat yang datang ke acara tersebut.
Aparat baru mengetahui ada kegiatan di Villa Gant Hay yang merupakan milik pensiunan perwira tinggi Polri tersebut setelah adanya laporan musibah pada Kamis (26/5) sore.
Selain itu, pihaknya juga sudah memeriksa apara Desa Sukasari dan Kecamatan Cisaat, ternyata tidak ada laporan dari pihak mahasiswa terkait kegiatan seminar tersebut yang informasinya merupakan kegiatan praktek lapangan.
"Kami masih terus menyelidiki kasus ini, tidak tidak menutup kemungkinan ada kelalaian dari peristiwa tersebut. Sehingga penegakan hukum akan tetap dilakukan," ucap Warsito.
Sementara, Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Sekolah UNJ, Karta Sasmita membantah bahwa kegiatan seminar yang dilakukan mahasiswanya tersebut tidak ada laporan ke pihak pemerintah tingkat desa.
Saat undangan disampaikan ke staf Desa Sukasari, mahasiswa diminta untuk menyampaikan langsung ke Kades Sukasari. Namun setelah dicari dan ditunggu, mahasiswanya tidak bisa menemui sang kades.
"Kegiatan ini bukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tetapi praktek lapangan mata kuliah di juruan pendidikan luar sekolah," ujarnya.
Pihak UNJ juga sudah mengucapkan belasungkawa kepada keluarga warga yang meninggal dunia maupun yang terluka akibat musibah tersebut. Namun, pada persitiwa ini diyakininya tidak ada unsur kesengajaan dan murni karena musibah.
Untuk pemberian santunan pihak UNJ masih melakukan koordinasi, karena salah satu mahasiswanya yang ikut menjadi korban harus menjalani operasi rahang akibat tertimpa bangunan villa yang ambruk tersebut.
"Dari 34 mahasiswa kami yang mengadakan seminar, 18 orang diantaranya mengalami luka berat dan ringan," katanya.
***2***
(T.KR-ADR/B/M019/M019) 27-05-2016 17:15:43
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Dari hasil penyelidikan pascaambruknya villa yang digunakan mahasiswa UNJ di Desa Sukasari, Kecamatan Cisaat yang mengakibatkan seorang bocah Noval(10) tewas, ternyata tidak ada izin yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat baik dari tingkat desa maupun kecamatan," katanya di Sukabumi, Jumat.
Dikatakan, undangan kegiatan seminar yang diikuti puluhan warga dan mahasiswa tersebut baru disebar beberapa jam sebelum pelaksanaan berlangsung. Sehingga tidak ada aparat Muspika Cisaat yang datang ke acara tersebut.
Aparat baru mengetahui ada kegiatan di Villa Gant Hay yang merupakan milik pensiunan perwira tinggi Polri tersebut setelah adanya laporan musibah pada Kamis (26/5) sore.
Selain itu, pihaknya juga sudah memeriksa apara Desa Sukasari dan Kecamatan Cisaat, ternyata tidak ada laporan dari pihak mahasiswa terkait kegiatan seminar tersebut yang informasinya merupakan kegiatan praktek lapangan.
"Kami masih terus menyelidiki kasus ini, tidak tidak menutup kemungkinan ada kelalaian dari peristiwa tersebut. Sehingga penegakan hukum akan tetap dilakukan," ucap Warsito.
Sementara, Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Sekolah UNJ, Karta Sasmita membantah bahwa kegiatan seminar yang dilakukan mahasiswanya tersebut tidak ada laporan ke pihak pemerintah tingkat desa.
Saat undangan disampaikan ke staf Desa Sukasari, mahasiswa diminta untuk menyampaikan langsung ke Kades Sukasari. Namun setelah dicari dan ditunggu, mahasiswanya tidak bisa menemui sang kades.
"Kegiatan ini bukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tetapi praktek lapangan mata kuliah di juruan pendidikan luar sekolah," ujarnya.
Pihak UNJ juga sudah mengucapkan belasungkawa kepada keluarga warga yang meninggal dunia maupun yang terluka akibat musibah tersebut. Namun, pada persitiwa ini diyakininya tidak ada unsur kesengajaan dan murni karena musibah.
Untuk pemberian santunan pihak UNJ masih melakukan koordinasi, karena salah satu mahasiswanya yang ikut menjadi korban harus menjalani operasi rahang akibat tertimpa bangunan villa yang ambruk tersebut.
"Dari 34 mahasiswa kami yang mengadakan seminar, 18 orang diantaranya mengalami luka berat dan ringan," katanya.
***2***
(T.KR-ADR/B/M019/M019) 27-05-2016 17:15:43
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016