Karawang, 13/7 (ANTARA) - Para petani di wilayah Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, terpaksa mengairi areal persawahannya dengan menggunakan air bercampur lumpur akibat semakin mengeringnya sungai Ciherang yang memanjang di wilayah tersebut.

"Harus bagaimana lagi, saat ini sawah kami memang membutuhkan air. Jadi terpaksa menyedot air yang masih tersisa di sungai Ciherang, walaupun terkadang air itu bercampur lumpur," kata Amin, seorang petani di Desa Balonggandu, Kecamatan Jatisari, di Karawang, Kamis.

Dikatakannya, sungai Ciherang yang sumber airnya berasal dari Bendungan Barugbug sudah mengalami penyusutan sejak sekitar sebulan terakhir.

Atas hal tersebut, saat ini para petani di sejumlah desa sekitar Kecamatan Jatisari itu sangat kesulitan memperoleh air untuk mengairi areal persawahannya.

Menurut dia, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya kekeringan yang terjadi di daerahnya tidak separah pada tahun ini. Sebab musim kemarau kali ini telah mengakibatkan sungai Ciherang mengering, dan yang tersisa hanya kubangan-kubangan air.

Akibat kemarau yang cukup parah ini, kata Amin, para petani harus mengeluarkan biaya tambahan biaya produksi sebesar Rp100 ribu untuk menyewa pompa per hari. Sebab, tidak menggunakan pompa maka areal persawahannya akan mengalami kekeringan.

Kepala Desa Balonggandu, Nanda, mengatakan beberapa bulan lalu Pemkab Karawang telah memberikan bantuan pompa kepada para petani di daerahnya.

Tetapi, saat ini pompa-pompa itu cenderung kurang berfungsi, karena sungai Ciherang yang biasa mengairi areal persawahan mereka menyusut drastis.

Ia berharap Pemkab Karawang melakukan pengerukan saluran sungai Ciherang dan pengerukan di sekitar Bendungan Barugbug. Sehingga saat musim kemarau pada waktu-waktu mendatang, para petani tidak terlalu kesulitan air untuk mengairi sawahnya.


Ali K

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012