Pasca-gempa bermagenetudo (M) 5,5 yang berpusat di Kabupaten Bayah, Banten pada Minggu, (9/10) Sungai Cibareno tiba-tiba meluap yang mengakibatkan sebanyak dua rumah dan satu pabrik pembuatan tahu hanyut di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jabar terbawa arus sungai yang tengah banjir.
"Selain yang terbawa hanyut ada satu rumah warga yang rusak dan belasan lainnya terendam, namun kami belum menerima laporan adanya korban jiwa pada kejadian ini," kata Kapolsek Cisolok AKP Aguk di Sukabumi, Minggu.
Informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, dua rumah serta satu pabrik tahu yang hanyut tersebut berada di Kampung Cilumayan, RT 01/09, Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok. Kemudian satu rumah yang rusak berada di Kampung Bantarkalapa, RT 04/10, Desa Pasirbaru.
Baca juga: Relawan PMI dikerahkan bantu pulihkan aktivitas warga pasca-banjir di Purabaya
Baca juga: BPBD Sukabumi: 63 rumah rusak akibat bencana banjir dan longsor di Purabaya
Sementara untuk belasan rumah yang terendam tersebar di Kampung Bantarkalapa dan Cilumayan. Tidak hanya perumahan warga yang terendam tetap beberapa fasilitas lainnya ikut terendam seperti SDN Sudalarang di Kampung Bantarkalapa, dan sawah sekitar tiga hektare terendam air Sungai Cibareno yang meluap.
Menurut Aguk, hingga saat ini personelnya masih berada di lokasi banjir bandang untuk memantau perkembangan kondisi bencana, dan hingga saat ini debit dan arus Sungai Cibareno masih tinggi.
Sementara, Kepala Desa (Kades) Pasir Baru Hidayah menambahkan ada sekitar 66 kepala keluarga (KK) yang terancam rumahnya hanyut terbawa arus Sungai Cibareno yang meluap tersebut.
Baca juga: Banjir akibatkan puluhan warga di Kecamatan Purabaya Sukabumi mengungsi
Sebenarnya, pihaknya telah mengajukan proposal pembangunan tanggul sebagai antisipasi jika kembali terjadi banjir bandang bisa meminimalisasikan dampaknya. Proposal pembangunan itu telah diajukan mulai ke Pemkab Sukabumi, Pemprov Jabar hingga pemerintah pusat sejak 2022 lalu namun belum ada realisasinya hingga saat ini.
Akibatnya setiap terjadi banjir, air sungai pasti merendam permukiman warga bahkan sejumlah rumah hanyut terbawa arus Sungai Cibareno. Bahkan pada kali ini pasca-gempa Banten, tidak ada tanda-tanda Sungai Cibareno akan meluap, bahkan luapan sungai kali ini merupakan yang terbesar dalam 15 tahun terakhir.
"Pembangunan tanggul harus menjadi prioritas karena seperti kejadian sekarang ada 450 jiwa dari 160 KK yang terancam keselamatannya, untuk antisipasi yang tidak diinginkan kami terus bersiaga sampai air benar-benar surut serta mengimbau warga untuk selalu waspad ," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Selain yang terbawa hanyut ada satu rumah warga yang rusak dan belasan lainnya terendam, namun kami belum menerima laporan adanya korban jiwa pada kejadian ini," kata Kapolsek Cisolok AKP Aguk di Sukabumi, Minggu.
Informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, dua rumah serta satu pabrik tahu yang hanyut tersebut berada di Kampung Cilumayan, RT 01/09, Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok. Kemudian satu rumah yang rusak berada di Kampung Bantarkalapa, RT 04/10, Desa Pasirbaru.
Baca juga: Relawan PMI dikerahkan bantu pulihkan aktivitas warga pasca-banjir di Purabaya
Baca juga: BPBD Sukabumi: 63 rumah rusak akibat bencana banjir dan longsor di Purabaya
Sementara untuk belasan rumah yang terendam tersebar di Kampung Bantarkalapa dan Cilumayan. Tidak hanya perumahan warga yang terendam tetap beberapa fasilitas lainnya ikut terendam seperti SDN Sudalarang di Kampung Bantarkalapa, dan sawah sekitar tiga hektare terendam air Sungai Cibareno yang meluap.
Menurut Aguk, hingga saat ini personelnya masih berada di lokasi banjir bandang untuk memantau perkembangan kondisi bencana, dan hingga saat ini debit dan arus Sungai Cibareno masih tinggi.
Sementara, Kepala Desa (Kades) Pasir Baru Hidayah menambahkan ada sekitar 66 kepala keluarga (KK) yang terancam rumahnya hanyut terbawa arus Sungai Cibareno yang meluap tersebut.
Baca juga: Banjir akibatkan puluhan warga di Kecamatan Purabaya Sukabumi mengungsi
Sebenarnya, pihaknya telah mengajukan proposal pembangunan tanggul sebagai antisipasi jika kembali terjadi banjir bandang bisa meminimalisasikan dampaknya. Proposal pembangunan itu telah diajukan mulai ke Pemkab Sukabumi, Pemprov Jabar hingga pemerintah pusat sejak 2022 lalu namun belum ada realisasinya hingga saat ini.
Akibatnya setiap terjadi banjir, air sungai pasti merendam permukiman warga bahkan sejumlah rumah hanyut terbawa arus Sungai Cibareno. Bahkan pada kali ini pasca-gempa Banten, tidak ada tanda-tanda Sungai Cibareno akan meluap, bahkan luapan sungai kali ini merupakan yang terbesar dalam 15 tahun terakhir.
"Pembangunan tanggul harus menjadi prioritas karena seperti kejadian sekarang ada 450 jiwa dari 160 KK yang terancam keselamatannya, untuk antisipasi yang tidak diinginkan kami terus bersiaga sampai air benar-benar surut serta mengimbau warga untuk selalu waspad ," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022