Jakarta (Antara Megapolitan) - PT Pertamina (Persero) mulai Minggu pukul 00.00 WIB menurunkan harga bahan bakar minyak jenis Pertamax  Rp200 per liter di Pulau Jawa, Madura, dan Bali, serta Rp300 di daerah lain.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro dalam rilis di Jakarta, Minggu mengatakan, penetapan harga Pertamax merupakan kebijakan korporasi yang dilakukan secara berkala mengikuti tren harga minyak mentah dunia.

"Harga Pertamax turun Rp200 per liter di Pulau Jawa, Madura, dan Bali, dan Rp300 per liter untuk daerah lainnya," ujarnya.

Wianda mencontohkan, di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, Pertamax dibanderol Rp7.350 dari semula Rp7.550 per liter dan di Surabaya turun dari semula Rp7.650 menjadi Rp7.450 per liter.

Sedangkan, harga Pertamax di Kalimantan Timur turun Rp300 per liter dari Rp8.000 menjadi Rp7.700 per liter.

Demikian pula, harga Pertamax Plus juga mengalami penurunan Rp200 per liter di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta turun Rp300 per liter di wilayah lainnya.

Untuk harga Pertamina Dex, diturunkan seragam Rp300 per liter di semua wilayah yang telah tersedia bahan bakar dengan spesifikasi Euro 4 tersebut dan Dexlite ditetapkan Rp6.650 per liter.

Pertamina juga menurunkan harga Pertalite Rp200 per liter di seluruh daerah.

"Pertalite di Papua yang semula dijual seharga Rp7.300 per liter, kini dijual di level Rp7.100 per liter," katanya.

Harga Solar/Biosolar nonsubsidi juga mengalami penurunan sebesar Rp300 per liter.

Contohnya, untuk wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten BBM jenis tersebut turun dari Rp6.950 menjadi Rp6.650 per liternya.

"Selain karena rendahnya harga minyak, langkah penurunan harga ini merupakan wujud apresiasi perusahaan kepada konsumen," ujar Wianda.

Pertamina, lanjutnya, akan secara ketat memantau ketersediaan stok di SPBU mengingat penurunan harga biasanya meningkatkan konsumsi. (Ant).  
    

Pewarta: Kelik Dewanto

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016