Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi Kota Bogor, Jawa Barat menyiapkan tenaga kerja di sektor jasa agar dapat memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan yang dominan dibutuhkan saat ini.

"Pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor didominasi sektor jasa yang berkembang pesat selama kurun waktu lima tahun terakhir. Peluang kerja terbuka di sektor ini, dibandingkan industri," kata Kepala Disnakersostran Kota Bogor Annas S Rasmana kepada Antara di Bogor, Kamis.

Annas mengatakan, selama lima tahun terakhir pertumbuhan sektor jasa di Kota Bogor cenderung meningkat. Ada penambahan lima rumah sakit baru, 15 hotel/penginapan baru, dan 30 restoran atau kafe.

Menurutnya, kondisi ini berbeda dengan pertumbuhan industri di Kota Bogor yang sejak 30 tahun terakhir tidak mengalami penambahan pabrik baru. Justru dari 11 pabrik yang ada, salah satu akan tutup yakni pabrik garmen Krakatau.

Baca juga : BLK Kota Bogor Tingkatkan Kualitas Pencari Kerja

Tantangan yang dihadapi Pemerintah Kota Bogor saat ini lanjutnya adalah pemutusan kerja yang akan menambah jumlah penggangguran di Kota Bogor. Saat ini angka pengangguran yang ada berdasarkan pengajuan kartu kuning di Disnakersostran sebanyak 17 ribu orang. Jumlah tersebut bila ditambah dengan angka pengangguran yang ada di lapangan menjadi dua kali lipatnya yakni sekitar 32 ribu orang termasuk pekerja yang di PHK.

"Dari satu juta penduduk Kota Bogor, angka pengangguran sekitar empat persen. Sedangkan angkatan kerja kita sebesar lima persen atau sekitar 670 hingga 700 ribu orang pekerja," katanya.

Ia mengatakan, dari 700 ribu angkatan kerja, sekitar 60 persen adalah lulusan SMA, dan hanya 25 persen yang lulusan Sarjana Strata Satu.

Untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah penggangguran di Kota Bogor, lanjut Annas, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota adalah penanganan di sektor hilir yakni memastikan hak para pekerja yang dirumahkan tersalurkan dan pengalihan sektor pekerja.

"Karena sektor ekonomi saat ini bergerak ke sektor jasa, kami berupaya meningkatkan kapasitas pekerja di sektor tersebut," katanya.

Disnakersostran memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) yang selama 10 tahun terakhir bertugas memberikan pelatihan keterampilan kepada masyarakat maupun pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Pelatihan yang diberikan berupa pelatihan otomotif, kecantikan, perhotelan dan tata boga.

"Kami juga bekerja sama dengan 40 perusahaan sebagai tempat magang mereka yang sudah mengikuti pelatihan di BLK," katanya.

Setiap tahun BLK melatih sekitar 280 orang peserta pelatihan. Mereka mengikuti pelatihan selama tiga bulan, lalu dimagangkan selama dua bulan di perusahaan mitra yang sudah menjalin kerja sama dengan Disnakersostran.

"Banyak dari pekerja yang kita latih di BLK direkrut langsung oleh perusahaan yang jadi mitra kita. Ada sekitar 40 pekerja sudah diterima bekerja, kebanyakan di minimarket, dan beberapa ada yang di restoran, salon kecantikan serta hotel," katanya.

Annas menambahkan, tahun ini Disnakersostran akan membangun gedung BLK baru dengan luas tanah sekitar 1.300 meter persegi dengan kapasitas untuk 1.000 orang peserta.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016