Purwakarta (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akan menyediakan kios gratis untuk berjualan makanan dan jajanan khas daerah itu di sepanjang jalan raya/Kecamatan Bungursari.

Bupati setempat Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Selasa, mengatakan, saat ini sepanjang jalan raya Bungursari, Desa Cibungur, Kecamatan Bungursari, banyak bangunan liar.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta kini mulai menertibkan bangunan liar tersebut, untuk selanjutnya dilakukan penataan ulang dengan membangun kios gratis untuk berjualan makanan dan jajanan khas.

Dedi mengaku akan memprioritaskan para penjual makanan dan jajanan khas daerah Purwakarta dengan membangun kios bertema lingkungan yang diberikan kepada pedagang secara gratis.

"Para pedagang akan dapat kios gratis. Kita tata ulang dengan format bangunan khas Sunda. Jadi nanti warung makanan dan jajanan khas Purwakarta itu tidak boleh pakai genteng atau asbes, tapi harus pakai ijuk. Untuk memberikan kesan teduh," kata dia.

Pemkab Purwakarta sendiri telah menyiapkan anggaran sekitar Rp5 miliar untuk pembangunan kios gratis makanan dan jajanan khas Purwakarta, beserta pembangunan taman di jalan raya Bungursari.

Bupati menyatakan, penertiban puluhan bangunan liar di jalan raya Bungursari itu bagian dari upaya Pemkab mengembalikan kawasan tersebut sesuai fungsinya, yakni jalur wana wisata. Bahkan, kawasan di jalan raya Bungursari itu akan dibangun rest area.

"Semuanya harus paham kalau ini (jalan raya Bungursari) merupakan jalur wana wisata, jalur hijau. Bayangkan saja di jalur wana wisata kok banyak bangunan kumuh yang tidak layak, jadi memang harus ada penertiban dan penataan ulang," kata dia.

Pada Selasa ini, Pemkab Purwakarta membongkar puluhan bangunan liar yang berada di sisi jalan raya Bungursari Kecamatan Bungursari, karena keberadaannya dinilai merusak estetika.

"Ada sekitar 60 bangunan liar di sepanjang sisi jalan raya Bungursari, Desa Cibungur, Kecamatan Bungursari yang hari ini dibongkar," kata Bupati.

Ia mengatakan, puluhan bangunan liar yang dibongkar tersebut berada di atas lahan milik Perhutani. Di daerah itu terdapat sekitar 17 hektare lahan yang diatasnya terdapat bangunan liar.

"Lahan aset milik Perhutani di daerah sekitar Bungursari itu sangat luas. Jadi banyak yang dipakai bangunan liar," kata dia.

Ia menyatakan, pembongkaran ini semata dilakukan untuk memenuhi unsur estetika hutan. Ia menilai unsur estetika merupakan hal harus yang senantiasa diupayakan sembari menjaga aset negara berupa hutan yang dikelola Perhutani.

"Langkah kami ini linier dengan kebijakan yang selama ini kami lakukan. Kami konsisten menjaga lingkungan. Kalau nanti implikasinya dapat dijadikan tempat wisata, ya alhamdulilah," katanya.

Ia juga mengatakan, unsur estetika bukan satu-satunya alasan dilakukan pembongkaran bangunan liar. Pada medio April 2016, dirinya sering menerima laporan warga terkait penyalahgunaan bangunan liar yang difungsikan sebagai tempat prostitusi terselubung dan peredaran narkoba.

Dedi mengaku melakukan pembongkaran bangunan liar sebagai respon terhadap keluhan masyarakatnya.

"Awalnya keluhan warga. Lalu saya kirim orang untuk mengecek, dan ternyata benar kalau bangunan liar itu difungsikan untuk prostitusi dan peredaran narkoba. Kalau sudah begitu, dzalim kalau saya tidak merespon keluhan masyarakat dengan langkah nyata," kata bupati.
(Adv).

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016