Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi lembaga konservasi satwa Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor yang merekatkan kerja sama konservasi satwa endemik panda antara Indonesia dengan China yang mulai melakukan inseminasi pengembangbiakan mamalia tersebut.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem KLHK Indra Exploitasia saat memberi sambutan pada peringatan 5 tahun Panda TSI Bogor, Puncak Cisarua, Senin, mengatakan konservasi panda secara ex situ atau di luar habitatnya berjalan lancar dan keberadaannya telah banyak menarik perhatian para pengunjung.
"Tepuk tangan untuk Taman Safari yang telah berhasil membuat inseminasi buatan dan bagaimana kita melihat bahwa program ex situ di Taman Safari telah berjalan dengan baik," katanya.
Baca juga: TSI Bogor gelar perayaan Imlek di Istana Panda dengan prokes ketat
Indra menjelaskan KLHK mempunyai program konservasi ex situ a link to in situ yang artinya bahwa konservasi di ex situ dikembangkan oleh kebun-kebun binatang termasuk Taman Safari atau yang biasa disebut lembaga konservasi akan mengembalikan populasinya, sebagai hasil pengembangbiakan ke habitat alaminya.
Dalam hal ini, menurut dia, Indonesia perlu belajar dari negara China mengembangbiakkan panda dan kemudian meningkatkan populasi panda di habitat alamnya.
"Ini sangat luar biasa dan kita perlu belajar dari Pemerintah China bagaimana kita meningkatkan satwa endemik. Itulah yang telah kita kerjakan bersama para pihak dalam meningkatkan populasi satwa Indonesia," katanya.
Baca juga: Taman Safari Bogor peringati tiga tahun kedatangan Huchun dan Caitao
Indra mengajak seperti halnya negara China yang mampu mengembangbiakkan satwa endemik panda, Indonesia juga bisa melestarikan satwa asli seperti komodo, setelah berhasil untuk badak sumatera, harimau sumatera, kemudian gajah dan orang utan.
"Tidak hanya di lembaga konservasi, turun ke taman nasional, di sebelah kita adalah Taman Nasional Gede Pangrango bisa melihat bagaimana macan jawa, lutung jawa, owa Jawa yang merupakan endemik yang ada di Indonesia dan terutama yang ada di habitat Jawa dapat berkembang dengan baik," katanya.
Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group Jansen Manansang menjelaskan dapat memelihara panda secara ex situ di lembaga konservasinya merupakan hal yang luar biasa.
Baca juga: Taman Safari Bogor peringati setahun kehadiran panda
Saat ini TSI sedang berupaya melakukan inseminasi atau teknik reproduksi bantuan yang bertujuan untuk membantu sperma mencapai rahim atau saluran indung telur dengan cara memasukkan sperma langsung ke dalam rahim/saluran indung telur pada masa ovulasi wanita.
Hasil sementara, kata Jansen, telah ada dua sperma yang berhasil dimasukkan sehingga diharapkan akan ada dua bayi panda lahir di TSI dalam beberapa waktu ke depan.
"Tentu ini keberhasilan mengembangbiakkan panda dari Tiongkok ini, ini luar biasa," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem KLHK Indra Exploitasia saat memberi sambutan pada peringatan 5 tahun Panda TSI Bogor, Puncak Cisarua, Senin, mengatakan konservasi panda secara ex situ atau di luar habitatnya berjalan lancar dan keberadaannya telah banyak menarik perhatian para pengunjung.
"Tepuk tangan untuk Taman Safari yang telah berhasil membuat inseminasi buatan dan bagaimana kita melihat bahwa program ex situ di Taman Safari telah berjalan dengan baik," katanya.
Baca juga: TSI Bogor gelar perayaan Imlek di Istana Panda dengan prokes ketat
Indra menjelaskan KLHK mempunyai program konservasi ex situ a link to in situ yang artinya bahwa konservasi di ex situ dikembangkan oleh kebun-kebun binatang termasuk Taman Safari atau yang biasa disebut lembaga konservasi akan mengembalikan populasinya, sebagai hasil pengembangbiakan ke habitat alaminya.
Dalam hal ini, menurut dia, Indonesia perlu belajar dari negara China mengembangbiakkan panda dan kemudian meningkatkan populasi panda di habitat alamnya.
"Ini sangat luar biasa dan kita perlu belajar dari Pemerintah China bagaimana kita meningkatkan satwa endemik. Itulah yang telah kita kerjakan bersama para pihak dalam meningkatkan populasi satwa Indonesia," katanya.
Baca juga: Taman Safari Bogor peringati tiga tahun kedatangan Huchun dan Caitao
Indra mengajak seperti halnya negara China yang mampu mengembangbiakkan satwa endemik panda, Indonesia juga bisa melestarikan satwa asli seperti komodo, setelah berhasil untuk badak sumatera, harimau sumatera, kemudian gajah dan orang utan.
"Tidak hanya di lembaga konservasi, turun ke taman nasional, di sebelah kita adalah Taman Nasional Gede Pangrango bisa melihat bagaimana macan jawa, lutung jawa, owa Jawa yang merupakan endemik yang ada di Indonesia dan terutama yang ada di habitat Jawa dapat berkembang dengan baik," katanya.
Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group Jansen Manansang menjelaskan dapat memelihara panda secara ex situ di lembaga konservasinya merupakan hal yang luar biasa.
Baca juga: Taman Safari Bogor peringati setahun kehadiran panda
Saat ini TSI sedang berupaya melakukan inseminasi atau teknik reproduksi bantuan yang bertujuan untuk membantu sperma mencapai rahim atau saluran indung telur dengan cara memasukkan sperma langsung ke dalam rahim/saluran indung telur pada masa ovulasi wanita.
Hasil sementara, kata Jansen, telah ada dua sperma yang berhasil dimasukkan sehingga diharapkan akan ada dua bayi panda lahir di TSI dalam beberapa waktu ke depan.
"Tentu ini keberhasilan mengembangbiakkan panda dari Tiongkok ini, ini luar biasa," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022