Bekasi (Antara Megapolitan) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memulai pembangunan tanggul darurat berupa pemasangan beronjong di bantaran Kali Bekasi pascamusibah banjir.
"Untuk sementara karena dalam keadaan darurat, kami bangun tanggul pakai beronjong yang diisi batu dan karung pasir sepanjang 30 meter," kata petugas Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Kemenpupera, Puji Sutarto di Bekasi, Jumat.
Pemasangan beronjong itu berfungsi "menghalau" luapan Kali Bekasi saat terjadi peningkatan debit akibat kiriman dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sambil menunggu situasi cuaca dan lingkungan di permukiman bantaran sungai pulih dari banjir.
"Nanti kalau sudah normal, kita akan bangun tanggul permanen menggunakan `sitepile` (paku bumi)," ujarnya.
Titik pemasangan beronjong itu dilakukan di Tanggul Kali Bekasi yang ada di gerbang Perumahan Pondokgede Permai (PGP) Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih.
Tanggul itu sempat jebol diterjang banjir kiriman dari Bogor, Kamis (21/4) yang mengakibatkan banjir di beberapa perumahan di bantaran sungai terbesar di Kota Bekasi itu.
Luapan air sungai itu menenggelamkan sekitar 1.500 rumah di Perumahan Pondokgede Permai dengan ketinggian lima meter.
Diperkirakan, kata dia, tanggul pakai "sitepile" akan dibangun sekitar 300 meter di lokasi itu.
Puji mengatakan, pihaknya juga akan meninggikan tanggul di beberapa titik Kali Bekasi yang selama ini rawan banjir.
"Banjir kemarin, selain ada tanggul yang jebol, juga akibat air dari Kali Cikeas dan Cilengsi Bogor sangat besar dan meluap hingga batas tanggul," ujarnya.
Pengamatan di lokasi banjir, kondisi tanggul di Perumahan Pondokgede Permai Bekasi mulai banyak yang terkikis akibar banjir kiriman dari Bogor sehingga rapuh dan mudah jebol.
Selama ini, pengerjaan tanggul sepanjang kali tersebut hanya dilakukan parsial dan tidak menyeluruh mengakibatkan setiap banjir kiriman dari Bogor, warga sepanjang Kali Bekasi menjadi korban banjir.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Untuk sementara karena dalam keadaan darurat, kami bangun tanggul pakai beronjong yang diisi batu dan karung pasir sepanjang 30 meter," kata petugas Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Kemenpupera, Puji Sutarto di Bekasi, Jumat.
Pemasangan beronjong itu berfungsi "menghalau" luapan Kali Bekasi saat terjadi peningkatan debit akibat kiriman dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sambil menunggu situasi cuaca dan lingkungan di permukiman bantaran sungai pulih dari banjir.
"Nanti kalau sudah normal, kita akan bangun tanggul permanen menggunakan `sitepile` (paku bumi)," ujarnya.
Titik pemasangan beronjong itu dilakukan di Tanggul Kali Bekasi yang ada di gerbang Perumahan Pondokgede Permai (PGP) Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih.
Tanggul itu sempat jebol diterjang banjir kiriman dari Bogor, Kamis (21/4) yang mengakibatkan banjir di beberapa perumahan di bantaran sungai terbesar di Kota Bekasi itu.
Luapan air sungai itu menenggelamkan sekitar 1.500 rumah di Perumahan Pondokgede Permai dengan ketinggian lima meter.
Diperkirakan, kata dia, tanggul pakai "sitepile" akan dibangun sekitar 300 meter di lokasi itu.
Puji mengatakan, pihaknya juga akan meninggikan tanggul di beberapa titik Kali Bekasi yang selama ini rawan banjir.
"Banjir kemarin, selain ada tanggul yang jebol, juga akibat air dari Kali Cikeas dan Cilengsi Bogor sangat besar dan meluap hingga batas tanggul," ujarnya.
Pengamatan di lokasi banjir, kondisi tanggul di Perumahan Pondokgede Permai Bekasi mulai banyak yang terkikis akibar banjir kiriman dari Bogor sehingga rapuh dan mudah jebol.
Selama ini, pengerjaan tanggul sepanjang kali tersebut hanya dilakukan parsial dan tidak menyeluruh mengakibatkan setiap banjir kiriman dari Bogor, warga sepanjang Kali Bekasi menjadi korban banjir.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016