Depok (Antara Megapolitan) - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan faktor keamanan tidak terlepas dari masalah kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat.

"Saat ini ekonomi Indonesia sudah membaik dengan prospek ekonomi yang cerah, artinya stabilitas sosial, keamanan dan politik akan terjaga," kata Luhut, ketika menyampaikan kuliah umum yang bertajuk Perbandingan Penerapan Teknologi Bagi Pertahanan dan Keamanan di Amerika Serikat dan Indonesia: Gagasan Pengembangan Mata Kuliah Universitas Indonesia", di Balai Sidang UI Depok, Jawa Barat, Rabu.

Menurut dia, pemerintah telah menyiapkan program ketahanan pangan dan juga dana desa untuk memajukan perekonomian di perdesaan, seperti pembangunan irigasi, subsidi pupuk, dan pemberian mesin pertanian.

Ia mengingatkan tantangan ke depan tentunya akan semakin kompleks, sehingga anak-anak muda kita perlu menguasai teknologi-teknologi baru untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Ke depan anak-anak Indonesia harus mampu melakukan penelitian dan penguasaan teknologi yang berguna bagi masyarakat, sehingga kita bisa menjadi bangsa yang mandiri," katanya pula.

Penguasaan teknologi, kata dia, tentunya terkait erat dengan pendidikan dan kualitas perguruan tinggi di Indonesia seharusnya tidak kalah dengan perguruan tinggi di Singapura.

Perkembangan teknologi dan jarigan informasi telah menciptakan aktor-aktor baru yang kemudian membentuk jaringan ekonomi baru.

"Jaringan ekonomi ini memunculkan beragam industri kreatif yang berkembang pesat dan menjadi sebuah ranah baru dalam dunia bisnis," kata dia.

Luhut mengakui memang ada ancaman-ancaman bagi bangsa Indonesia tetapi diyakini akan mampu mengatasi ancaman baik dari dalam maupun dari luar, seperti ancaman dari dalam terorisme, narkoba, separatis, konflik komunal, dan disintegrasi bangsa.

Sedangkan dari luar yang perlu diantisipasi adalah konflik perbatasan, spionase cyber war dan proxy war, isu senjata pemusnah massal, terorisme dan kejahatan lintas negara.

Ancaman lainnya, menurut Menkopolhukam, adalah perubahan iklim, bencana alam, epidemi, dan krisis pangan.

"Kita tahu ada ancaman tetapi siap mengatasinya," katanya pula.

Luhut mengatakan untuk mengatasi ancaman teroris diperlukan pendekatan holistik bekerjasama dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammaddiyah, serta juga deradikalisasi.

"Untuk mengurangi ancaman radikalisasi dan terorisme, kita harus memperbaiki kondisi ekonomi dan meningkatkan pemerataan pembangunan," kata dia.

Lebih lanjut Luhut mengatakan belanja pertahanan akan terus ditingkatkan untuk tercipta pertahanan negara yang lebih baik dan berkesinambungan.

Selanjutnya, kemampuan industri alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam negeri akan ditingkatkan dengan anggaran lebih besar serta keberpihakan kebijakan dan dukungan terhadap akuisisi teknologi.

Sedangkan untuk narkoba, katanya lagi, harus menjadi musuh bersama karena mengancam masa depan Indonesia, dan jangan sampai bonus demografi menjadi bencana demografi.

Menurut Luhut, 75 persen narapidana narkoba masih menjalankan bisnis narkobanya dari dalam penjara.

"Karena itu hukuman mati bagi para pengedar narkoba, dan pemerintah akan membangun penjara terpencil bagi pengedar narkoba dan juga teroris untuk mengatasinya," katanya pula.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016