Chicago (Antara/Xinhua/Antara Megapolitan) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun tajam pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS yang menguat menempatkan tekanan pada logam mulia.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni turun 21,8 dolar AS, atau 1,75 persen, menjadi menetap di 1.226,50 dolar AS per ounce.

Logam mulia berada di bawah tekanan, karena indeks dolar AS naik tajam, mencapai di atas tingkat 95,1 selama perdagangan "intraday" tapi kemudian menjadi 94,82, mewakili kenaikan 0,4 persen pada pukul 18.25 GMT.

Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas diletakkan di bawah tekanan lebih lanjut, ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis menunjukkan klaim engangguran mingguan jatuh 13.000 ke level 253.000 selama seminggu yang berakhir pada 9 April.

Para analis mencatat bahwa laporan klaim pengangguran tersebut jauh lebih baik dari yang diharapkan dan tanda pasar tenaga kerjaan AS yang kuat.

Pasar ekuitas AS yang lebih kuat juga menempatkan tekanan pada logam mulia, ketika indeks Dow Jones Industrial Average naik 28,93 poin, atau 0,16 persen, pada pukul 18.30 GMT.

Analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik karena investor mencari tempat yang aman. Sementara itu, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.

Logam mulia dicegah dari penurunan lebih lanjut karena laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Kamis menunjukkan indeks harga konsumen naik lebih buruk dari yang diperkirakan 0,1 persen. Menurut analis ini adalah tanda data inflasi lemah, tapi tidak selalu pertanda buruk bagi perekonomian AS dalam arti yang lebih luas.

Perak untuk pengiriman Mei kehilangan 15,2 sen, atau 0,93 persen, menjadi ditutup pada 16,173 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 10,1 dolar AS, atau 1,01 persen, menjadi ditutup pada 992,90 dolar AS per ounce.

Penerjemah: A. Suhendar.

    

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016