Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengampanyekan upaya keselamatan dalam berkendara Road Safety Campaign di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Sabtu.

Mahfud, Budi Karya, dan Retno Marsudi mengendarai sepeda motor dengan memakai helm serta diikuti sejumlah komunitas motor, mulai dari kawasan Grha Sabha Pramana menuju BNI Food Park UGM.

"Kita tahu mandat safety ini bukan milik kita sendiri, tapi milik bangsa, secara kebetulan Kemenhub menjalankan," kata Budi Karya.

Dia mengatakan sosialisasi dan kampanye keselamatan dalam berkendara harus terus dilakukan, khususnya bagi pengendara sepeda motor, mengingat angka korban kecelakaan kendaraan di Indonesia 73 persen merupakan pengguna motor.

"Kecelakaan itu 73 persen adalah naik motor dan mayoritas anak muda; dengan langkah-langkah kecil untuk mengingatkan mudah-mudahan bisa menjadi baik," tambahnya.

Sementara itu, Mahfud mengatakan kampanye keselamatan berkendara menjadi penting karena banyak nyawa manusia melayang sia-sia karena kecelakaan di jalan. Apalagi, lanjutnya, tingkat kecelakaan lalu lintas lebih banyak dibandingkan korban COVID-19 dan jauh di atas rata-rata penyakit lainnya.

"Karena itu, kita sambut baik kegiatan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Kemenhub ini, yang oleh negara memang ditugasi untuk menjamin dan menjaga keselamatan lalu lintas di jalan," kata Mahfud.

Baca juga: Pengelola Tol Cipali pasang sling baja untuk pembatas jalan minimalisasi kecelakaan

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan keselamatan berkendara berkaitan dengan perilaku seseorang. Sebagai mayoritas pengguna sepeda motor, dia berharap para pemuda, termasuk mahasiswa, ikut menyuarakan dan memberikan contoh kepada masyarakat tentang keselamatan berkendara.

"Ini bagus sekali kampanye keselamatan berkendara (digelar) di kampus karena pengguna motor kebanyakan adalah anak muda," ujar Ova Emilia.

Sebelumnya Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta kembali menggaungkan Gerakan Taat Rambu dan Marka atau Gentarama sebagai salah satu upaya meningkatkan dan membudayakan kepatuhan pengguna jalan terhadap rambu dan marka untuk keselamatan berkendara.


Gerakan ini dimulai pada 2016 tetapi mengalami pasang surut dan sempat terhenti. Pada tahun ini, Gerakan Taat Rambu dan Marka (Gentarama) digaungkan kembali untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar taat dan patuh terhadap rambu dan marka jalan, kata Kepala Seksi Bimbingan Keselamatan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Danar Adi Nugroho di Yogyakarta, Kamis.

Menurut ia, kepatuhan pengguna jalan terhadap rambu dan marka tidak serta merta langsung meningkat saat Gentarama diluncurkan enam tahun lalu karena membudayakan tertib berlalu lintas memerlukan waktu panjang dan harus dilakukan secara konsisten.

Baca juga: Polrestro Bekasi gelar Operasi Keselamatan Jaya 2018

Gentarama yang diluncurkan pertama kali pada 2016 sempat terhenti pada 2017 karena ada perubahan prioritas kegiatan yang lebih mengedepankan pembinaan kesadaran berlalu lintas pada anak usia dini.

Pandemi COVID-19 juga menjadi salah satu kendala dalam menyosialisasikan gerakan tersebut sehingga peningkatan sosialisasi Gentarama baru bisa diintensifkan kembali tahun ini saat kondisi pandemi mulai menurun.

Danar menyebut ketidakpatuhan pengguna jalan terhadap rambu dan marka kerap terjadi di simpang jalan yang tidak dilengkapi dengan pos polisi lalu lintas atau di ruas jalan yang kurang pengawasan petugas.

Jenis pelanggaran yang sering dilakukan pengguna jalan, di antaranya melanggar rambu larangan parkir, larangan berhenti, marka biku-biku, stop line di persimpangan, dan pelanggaran lampu lalu lintas.

Alasan yang sering disampaikan pelanggar biasanya klasik, seperti tidak tahu aturan rambu dan marka yang dimaksud hingga ingin cepat sampai ke tujuan sehingga tidak memperhatikan aturan dan keselamatan, katanya.

Baca juga: 1.000 Pelajar ikuti kampanye keselamatan berkendaraan

Salah satu upaya untuk menggaungkan kembali Gentarama dilakukan dengan menggelar sosialisasi secara langsung di lokasi yang sering terjadi pelanggaran, salah satunya di simpang Tegalgendu dan simpang Gambiran pada awal pekan ini.

Dalam sosialisasi tersebut, petugas memberikan imbauan langsung kepada pengguna jalan untuk mematuhi marka dan rambu seperti mengenakan sabuk keselamatan, meminta pengendara mundur atau berhenti di belakang garis marka serta memasang tali helm secara benar.

Dinas Perhubungan juga membagikan belasan helm untuk pengendara sepeda motor, serta ratusan buku panduan keselamatan berkendara untuk pengendara mobil dan sepeda motor.

Kegiatan serupa akan dilakukan secara berkala dengan melibatkan berbagai instansi terkait seperti kepolisian dengan harapan mampu menumbuhkan kesadaran pengguna jalan agar tertib dan taat terhadap rambu dan marka jalan untuk keselamatan lalu lintas.

Pewarta: Luqman Hakim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022