Akademisi Universitas Djuanda (Unida) Bogor, Jawa Barat, Saepudin Muhtar alias Gus Udin mengajak kaum milenial untuk berperan di era transisi ke penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

"Mulailah dengan aksi nyata untuk mendukung transisi energi, seperti membantu sosialisasi pentingnya penggunaan EBT melalui media sosial, memanfaatkan limbah menjadi sumber energi, seperti dari sampah," ujarnya saat menjadi pembicara dalam seminar "Peran Pemuda di Era Transisi Energi" yang digelar Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Indonesia (BEM RI) di Bogor, Minggu.

Gus Udin menyebutkan, perlu pemahaman dan dukungan dari setiap elemen masyarakat, termasuk peran generasi muda berkaitan dengan transisi energi.

"Kaum milenial kita bisa menciptakan inovasi-inovasi di bidang EBT, seperti mengembangkan start up untuk aplikasi penghematan energi," kata Gus Udin yang juga anggota Tim Percepatan Pembangunan Strategis (TP2S) Kabupaten Bogor.

Ia menerangkan, transisi energi bukan hanya berkaitan dengan pengalihan sumber energi dari berbahan dasar fosil seperti minyak, batubara, dan gas alam menjadi sumber energi yang tidak menghasilkan emisi karbon, melainkan jauh lebih dari itu.

Baca juga: Pemerintah terus dorong elektrifikasi berbasis EBT

Alumnus International Islamic University Malaysia itu mengatakan, transisi energi juga berkaitan dengan keberlangsungan bumi dan manusia sebagai penghuninya. Maka, menurutnya peran yang harus dilakukan sebagai generasi muda terhadap transisi energi yaitu berkesadaran penuh bahwa hal tersebut penting diatasi bersama.

Seperti diketahui, Indonesia sudah dipastikan menjadi tuan rumah perhelatan Internasional Forum G-20 pada bulan November 2022 mendatang, dimana Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dipercaya menjadi pemegang Presidensi G-20.

Menurut juru bicara pemerintah untuk Presidensi G-20, Maudy Ayunda, salah satu isu yang menjadi prioritas yaitu isu transisi energi berkelanjutan. Sektor energi merupakan kontributor perubahan iklim paling dominan yang menyumbang hampir 90 persen CO2 secara global. Akibat perubahan iklim, suhu tahunan di bumi bisa mencapai 1,5 derajat Celsius setiap tahun.

Indonesia melalui Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja PBB Mengenai Perubahan Iklim, telah menunjukkan komitmennya mendukung Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Target NZE ada dalam National Determined Contributions (NDC) di setiap negara dalam Perjanjian Paris 2015 (UN Climate Change Conference of the Paris 2015). Mereka sepakat untuk menekan angka peningkatan suhu bumi hingga di bawah angka kenaikan 2 derajat Celsius dan mengupayakan agar pemanasan global hanya sampai di angka 1,5 derajat Celsius.

Baca juga: Pemkab Sukabumi undang para investor untuk kembangkan EBT

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Riza Harahap


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022