Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya Sugiarto mendorong radio menggencarkan kegiatan di luar ruangan atau off air dan kreativitas konten untuk meraih minat anak muda dan masyarakat luas kembali di era digitalisasi ini.
Bima Arya dalam sambutan pembukaan Festival Radio tahun 2022 di Alun-Alun kota, Jumat sore, mengungkapkan bahwa pendengar radio sudah jauh menurun di semua kalangan karena perubahan platform yang cenderung ke media sosial sehingga radio perlu perubahan.
"Padahal sekian puluh tahun lalu (era 1980-an) itu luar biasa radio. Radionya dulu FM cuma satu Suara Antara. Jadi saya waktu kelas 6 SD FM cuma satu-satunya Suara AAntara, yang lain AM semua. Kelas 2 SMP mulai kirim-krim lagu di Marsela," ujar Bima.
Baca juga: Bima sayangkan Citayam Fashion Week dihentikan
Bima mengungkapkan kegiatan kirim-kirim lagu lewat radio itu pasti tidak diketahui anak-anak muda sekarang. Mulai era tahun 2000-an ini, radio mulai berat karena sudah bersaing dengan digitalisasi dan dunia media sosial.
Tantangan bagi radio sebagai ruang menghibur dan penyampaian berita dituntut lebih kreatif dalam hal penyajian konten dan memperbanyak kegiatan luar ruangan seperti festival agar masyarakat lebih terbuka terhadap keberadaan siaran radio.
Selanjutnya perlu regenerasi agar ide-ide kreatif yang diminati kaum muda terwakili. Menurutnya, peluang bisnis radio masih ada karena masyarakat masih antusias terhadap rekaman audio yang disebarkan melalui internet atau biasa disebut podcast.
Baca juga: Pemkot Bogor ajak jajaran untuk konsentrasi rencana RPJMD 2023 dan RPD 2024
Edukasi yang dibangun melalui konten seharusnya bisa dibangun oleh semua platform, agar kegiatan anak muda tetap positif.
"Orang sekarang kan banyak dengar podcast juga iya kan. Enggak lihat tapi dengar orang podcast, ketawa, segala macam, masih. Nah, barangkali persoalannya sama, konten," kata Bima.
Bima pun mendukung jika fasilitas publik Kota Bogor seperti Alun-alun kota dapat dipakai untuk kegiatan-kegiatan masyarakat dengan tetap mematuhi aturan ketertiban dan menjaga protokol kesehatan.
Baca juga: Pemkot Bogor dapat penghargaan Urban Farming di Forum U20
Bima berpandangan ada tiga hal perlu diserap oleh industri radio yakni, kegiatan luar ruangan, kreativitas penyajian konten yang menarik dan kolaborasi dengan pemerintah dan swasta.
"Syaratnya itu banyak off air, berkreasi, dan berkolabrasi serta kontennya harus diperbaiki dengan kebutuhan kekinian," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wali Kota Bogor paparkan tantangan siaran radio di era digital
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Bima Arya dalam sambutan pembukaan Festival Radio tahun 2022 di Alun-Alun kota, Jumat sore, mengungkapkan bahwa pendengar radio sudah jauh menurun di semua kalangan karena perubahan platform yang cenderung ke media sosial sehingga radio perlu perubahan.
"Padahal sekian puluh tahun lalu (era 1980-an) itu luar biasa radio. Radionya dulu FM cuma satu Suara Antara. Jadi saya waktu kelas 6 SD FM cuma satu-satunya Suara AAntara, yang lain AM semua. Kelas 2 SMP mulai kirim-krim lagu di Marsela," ujar Bima.
Baca juga: Bima sayangkan Citayam Fashion Week dihentikan
Bima mengungkapkan kegiatan kirim-kirim lagu lewat radio itu pasti tidak diketahui anak-anak muda sekarang. Mulai era tahun 2000-an ini, radio mulai berat karena sudah bersaing dengan digitalisasi dan dunia media sosial.
Tantangan bagi radio sebagai ruang menghibur dan penyampaian berita dituntut lebih kreatif dalam hal penyajian konten dan memperbanyak kegiatan luar ruangan seperti festival agar masyarakat lebih terbuka terhadap keberadaan siaran radio.
Selanjutnya perlu regenerasi agar ide-ide kreatif yang diminati kaum muda terwakili. Menurutnya, peluang bisnis radio masih ada karena masyarakat masih antusias terhadap rekaman audio yang disebarkan melalui internet atau biasa disebut podcast.
Baca juga: Pemkot Bogor ajak jajaran untuk konsentrasi rencana RPJMD 2023 dan RPD 2024
Edukasi yang dibangun melalui konten seharusnya bisa dibangun oleh semua platform, agar kegiatan anak muda tetap positif.
"Orang sekarang kan banyak dengar podcast juga iya kan. Enggak lihat tapi dengar orang podcast, ketawa, segala macam, masih. Nah, barangkali persoalannya sama, konten," kata Bima.
Bima pun mendukung jika fasilitas publik Kota Bogor seperti Alun-alun kota dapat dipakai untuk kegiatan-kegiatan masyarakat dengan tetap mematuhi aturan ketertiban dan menjaga protokol kesehatan.
Baca juga: Pemkot Bogor dapat penghargaan Urban Farming di Forum U20
Bima berpandangan ada tiga hal perlu diserap oleh industri radio yakni, kegiatan luar ruangan, kreativitas penyajian konten yang menarik dan kolaborasi dengan pemerintah dan swasta.
"Syaratnya itu banyak off air, berkreasi, dan berkolabrasi serta kontennya harus diperbaiki dengan kebutuhan kekinian," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wali Kota Bogor paparkan tantangan siaran radio di era digital
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022