Perhelatan Lake Toba Traditional Music Festival (LTTMF) 2.0 sukses digelar selama tiga hari pada 5-7 Agustus lalu. Penyelenggaraan pentas musik dan budaya dari Tanah Batak itu menyedot apresiasi dari peserta maupun masyarakat.
Komposer dari Marsada Band, Amput Sidabutar, dalam keterangannya, Kamis mengatakan salah satu grup musik yang tampil pada Festival Musik Tradisi Indonesia FMTI Toba mengatakan, banyak karya musisi dari kawasan Toba yang akhirnya mampu tersalurkan karena difasilitasi Kemdikbudristek dan Rumah Karya Indonesia.
"Pemerintah, dalam hal ini Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek, membuka pintu kreasi kepada musisi dan seniman dari Toba untuk menampilkan karya terbaiknya. Apa yang selama ini terpendam dan belum banyak diketahui masyarakat, melalui LTTMF 2.0, akhirnya terungkap bahwa musik tradisi dari seniman Toba juga adalah unggulan," ucap Amput.
LTTMF 2.0 merupakan bagian dari program Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) yang digagas oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (FMTI) bersama Rumah Karya Indonesia melibatkan masyarakat setempat dan komunitas terkait.
Selain penampilan 30 seniman dan musisi lokal yang membawakan lagu-lagu tradisi yang mencirikan keaarifan lokal budaya Tanah Batak, Musisi ternama Ipang Lazuadi menjadi bintang tamu dalam perhelatan LTTMF 2.0 kali ini.
Amput menegaskan pentingnya masa depan budaya, seperti musik, tarian, bunyi-bunyian, agar tetap dilestarikan untuk aset kekayaan bangsa Indonesia. Dengan begitu, Amput melanjutkan, kelak generasi penerus Indonesia tetap memiliki kebanggaan terhadap warisan budaya masing-masing daerahnya.
LTTMF 2.0, bagi seniman dan musisi lokal, lanjut Amput, adalah upaya mengenalkan apa saja musik tradisional yang ada di Toba sehingga menjadi transfer pengetahuan agar dirawat oleh generasi penerus.
"Kiranya penting diketahui oleh generasi penerus apa saja seni budaya di Toba yang selama ini menjadi turun temurun sehingga nantinya mampu dikembangkan sesuai konteks zamannya namun tidak menghilangkan makna dan ciri tradisi daerah Toba," ujar Amput.
Amput berharap, ajang FMTI yang memamerkan khazanah budaya Toba dapat terus bergulir dan lebih luas lagi cakupannya. Amput mengemukakan, jika bisa seni budaya musik Toba juga dapat dipentaskan di kancah festival level internasional dengan difasilitasi pemerintah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Komposer dari Marsada Band, Amput Sidabutar, dalam keterangannya, Kamis mengatakan salah satu grup musik yang tampil pada Festival Musik Tradisi Indonesia FMTI Toba mengatakan, banyak karya musisi dari kawasan Toba yang akhirnya mampu tersalurkan karena difasilitasi Kemdikbudristek dan Rumah Karya Indonesia.
"Pemerintah, dalam hal ini Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek, membuka pintu kreasi kepada musisi dan seniman dari Toba untuk menampilkan karya terbaiknya. Apa yang selama ini terpendam dan belum banyak diketahui masyarakat, melalui LTTMF 2.0, akhirnya terungkap bahwa musik tradisi dari seniman Toba juga adalah unggulan," ucap Amput.
LTTMF 2.0 merupakan bagian dari program Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) yang digagas oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (FMTI) bersama Rumah Karya Indonesia melibatkan masyarakat setempat dan komunitas terkait.
Selain penampilan 30 seniman dan musisi lokal yang membawakan lagu-lagu tradisi yang mencirikan keaarifan lokal budaya Tanah Batak, Musisi ternama Ipang Lazuadi menjadi bintang tamu dalam perhelatan LTTMF 2.0 kali ini.
Amput menegaskan pentingnya masa depan budaya, seperti musik, tarian, bunyi-bunyian, agar tetap dilestarikan untuk aset kekayaan bangsa Indonesia. Dengan begitu, Amput melanjutkan, kelak generasi penerus Indonesia tetap memiliki kebanggaan terhadap warisan budaya masing-masing daerahnya.
LTTMF 2.0, bagi seniman dan musisi lokal, lanjut Amput, adalah upaya mengenalkan apa saja musik tradisional yang ada di Toba sehingga menjadi transfer pengetahuan agar dirawat oleh generasi penerus.
"Kiranya penting diketahui oleh generasi penerus apa saja seni budaya di Toba yang selama ini menjadi turun temurun sehingga nantinya mampu dikembangkan sesuai konteks zamannya namun tidak menghilangkan makna dan ciri tradisi daerah Toba," ujar Amput.
Amput berharap, ajang FMTI yang memamerkan khazanah budaya Toba dapat terus bergulir dan lebih luas lagi cakupannya. Amput mengemukakan, jika bisa seni budaya musik Toba juga dapat dipentaskan di kancah festival level internasional dengan difasilitasi pemerintah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022