Bogor (Antara Megapolitan) - Ujicoba pemberlakuan jalan satu arah di seputar Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Jumat tampaknya masih membingungkan warga yang melintas jalan tersebut dan justru menimbulkan kemacetan.
Hari pertama uji coba sistem satu arah di sejumlah ruas jalan mengalami kepadatan pada Jumat dari pukul 06.00 WIB. Terjadi kuncian di beberapa titik seperti di Tugu Kujang, pertemuan arus kendaraan dari arah Baranangsiang dan Warung Jambu yang ingin berbelok ke Jalan Oto Iskandar Dinata (Otista)
Kepadatan juga terjadi di Jalan Otista, menuju Juanda. Lalu terjadi "bottle neck" di Jalan Jalak Harupat sebelum Jembatan Sempur karena adanya penyempitan ruas tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang melintas.
Hambatan arus lalu lintas juga terjadi di Jalan Pajajaran, depan Internusa yang dipasang lampu lalu lintas, sehingga warga masih belum terbiasa. Kepadatan terjadi hingga pukul 09.00 WIB.
Kuncian arus cukup padat terjadi di Tugu Kujang, pertemuan arus dan kendaraan yang harus berbelok ke Otista membuat antrian kendaraan terlihat panjang ke arah Baranangsiang.
Banyak pengendara yang melintas bertanya-tanya di jalan kepada petugas kepolisian, Pramuka dan masyarakat sekitar. Mereka masih bingung harus melintasi jalur mana untuk mencapai stasiun maupun Balai Kota.
"Kalau mau ke stasiun saya harus mutar dimana yah," kata seorang ibu mengendarai sepeda motor ber plat F Kota Bogor.
Kebingungan juga dialami kendaraan roda empat, baik kendaraan plat B maupun F. Tak jarang, banyak pengendara yang berhenti untuk bertanya kepada petugas yang sedang mengatur jalan.
"Pak arah ke Ramayana lewat mana," kata salah satu pengendara mobil Suzuki ber plat B.
Sejumlah anggota Pramuka Kota Bogor yang diturunkan untuk membantu mengatur arus lalu lintas mengaku banyak warga yang kebingungan menanyakan arah jalan.
"Kebanyakan pengendara bertanya arah mau ke Stasiun, Balai Kota dan BTM," kata Hanum Mutia salah satu anggota Pramuka.
Hanum bertugas di Pos Satu Tugu Kujang dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 11.00 WIB ia menerima lebih dari 10 pengendara yang bertanya arah jalan.
Anggota Pramuka disebar di sejumlah titik, mereka terbagi dalam tim. Satu tim terdiri dari lima orang anggota yang bertugas selama sembilan jam per shiftnya.
"Masih banyak pengendara yang kebingung arah jalannya," kata dia.
Hingga berita ini diturunkan, kepadatan arus masih terpantau di Jalan Pajajaran, tepatnya di seputar Tugu Kujang. Petugas kepolisian memberlakukan buka tutup (contra flow) untuk jalan Pajajaran mulai dari underpass Kebun Raya hingga simpang Internusa, atau depan Plaza Pangrango.
Antrian kendaraan terlihat dari arah Baranangsiang menuju Jalan Otista. Pertemuan arus di depan Jalan Bangka karena adanya penyempitan jalan di Jembatan Otista juga menyebabkan arus teresendat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
Hari pertama uji coba sistem satu arah di sejumlah ruas jalan mengalami kepadatan pada Jumat dari pukul 06.00 WIB. Terjadi kuncian di beberapa titik seperti di Tugu Kujang, pertemuan arus kendaraan dari arah Baranangsiang dan Warung Jambu yang ingin berbelok ke Jalan Oto Iskandar Dinata (Otista)
Kepadatan juga terjadi di Jalan Otista, menuju Juanda. Lalu terjadi "bottle neck" di Jalan Jalak Harupat sebelum Jembatan Sempur karena adanya penyempitan ruas tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang melintas.
Hambatan arus lalu lintas juga terjadi di Jalan Pajajaran, depan Internusa yang dipasang lampu lalu lintas, sehingga warga masih belum terbiasa. Kepadatan terjadi hingga pukul 09.00 WIB.
Kuncian arus cukup padat terjadi di Tugu Kujang, pertemuan arus dan kendaraan yang harus berbelok ke Otista membuat antrian kendaraan terlihat panjang ke arah Baranangsiang.
Banyak pengendara yang melintas bertanya-tanya di jalan kepada petugas kepolisian, Pramuka dan masyarakat sekitar. Mereka masih bingung harus melintasi jalur mana untuk mencapai stasiun maupun Balai Kota.
"Kalau mau ke stasiun saya harus mutar dimana yah," kata seorang ibu mengendarai sepeda motor ber plat F Kota Bogor.
Kebingungan juga dialami kendaraan roda empat, baik kendaraan plat B maupun F. Tak jarang, banyak pengendara yang berhenti untuk bertanya kepada petugas yang sedang mengatur jalan.
"Pak arah ke Ramayana lewat mana," kata salah satu pengendara mobil Suzuki ber plat B.
Sejumlah anggota Pramuka Kota Bogor yang diturunkan untuk membantu mengatur arus lalu lintas mengaku banyak warga yang kebingungan menanyakan arah jalan.
"Kebanyakan pengendara bertanya arah mau ke Stasiun, Balai Kota dan BTM," kata Hanum Mutia salah satu anggota Pramuka.
Hanum bertugas di Pos Satu Tugu Kujang dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 11.00 WIB ia menerima lebih dari 10 pengendara yang bertanya arah jalan.
Anggota Pramuka disebar di sejumlah titik, mereka terbagi dalam tim. Satu tim terdiri dari lima orang anggota yang bertugas selama sembilan jam per shiftnya.
"Masih banyak pengendara yang kebingung arah jalannya," kata dia.
Hingga berita ini diturunkan, kepadatan arus masih terpantau di Jalan Pajajaran, tepatnya di seputar Tugu Kujang. Petugas kepolisian memberlakukan buka tutup (contra flow) untuk jalan Pajajaran mulai dari underpass Kebun Raya hingga simpang Internusa, atau depan Plaza Pangrango.
Antrian kendaraan terlihat dari arah Baranangsiang menuju Jalan Otista. Pertemuan arus di depan Jalan Bangka karena adanya penyempitan jalan di Jembatan Otista juga menyebabkan arus teresendat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016