Jakarta (Antara Megapolitan) - Investor Tiongkok menyampaikan minat investasi kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di bidang usaha industri pengolahan sagu dengan rencana investasi tahap pertama senilai 400 juta renminbi (setara Rp850 miliar).

Kepala BKPM Franky Sibarani, di Jakarta, Kamis, menilai minat investasi di industri pengolahan sagu tersebut bernilai strategis, karena tergolong padat karya dan dilaksanakan di Papua.

"Minat investasi yang disampaikan oleh investor Tiongkok tersebut positif tidak hanya dalam meningkatkan investasi ke Indonesia, namun juga berperan penting dalam pengembangan Papua," katanya.

Menurut Franky, nilai investasi yang disampaikan mencakup industri pengolahan sagu (Sago armylum) yang akan dibangun memiliki kapasitas 60.000 ton per tahun, pabrik pengolahan kayu seluas 100.000 meter kubik dan pembangkit listrik tenaga biomassa berkapasitas 6 MW.

"Pembangkit listrik akan menggunakan 45 ton 'boiler'. Ini akan digunakan untuk kepentingan sendiri," katanya.

Franky menambahkan, sebesar 80 persen dari kapasitas produksi akan ditujukan untuk ekspor.

"Dengan berorientasi ekspor ini akan menambah nilai strategis proyek ini untuk Indonesia," imbuhnya.

Franky memastikan pihaknya akan mengawal minat investasi yang telah disampaikan. Menurut dia, pengawalan merupakan tindak lanjut kegiatan pemasaran yang dilakukan BKPM di negeri tirai bambu.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Tamba Hutapea, yang merupakan Deputy in Charge untuk Tiongkok mengatakan, delegasi bisnis telah tiba di Jayapura dan bertemu dengan Badan Penanaman Modal PTSP Jayapura, dan akan menuju Sarmi untuk meninjau secara langsung potensi sagu dan perikanan.

Tamba menilai minat investasi yang disampaikan akan difasilitasi, sehingga dapat menjadi komitmen investasi dan diharapkan segera direalisasikan.

"Tahun ini kami akan fokus mengunjungi 10 provinsi di Tiongkok. Ini dilakukan untuk menjaring minat investor Tiongkok ke Indonesia," ujarnya. 

BKPM mencatat, nilai komitmen investasi dari Tiongkok sepanjang Januari-Februari 2016 sudah mencapai 3,2 miliar dolar AS. 

Pewarta: Ade Irma Junida

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016