Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyebut apresiasi negara-negara peserta G20 mengenai usul transparansi perdagangan pangan antarnegara pantas bagi Indonesia karena memiliki potensi menjadi contoh ketahanan pangan. 
 
"Hari ini orang melihat Indonesia sebagai potensi. Makanya salah satu pemimpinnya kita, Indonesia. Jadi Pak Presiden selalu menyampaikan ini kesempatan ada di kita," kata Arief saat diminta tanggapan soal apresiasi tersebut, usai pembukaan rapat koordinasi BPN secara nasional di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, Kamis. 
 
Menurut Arief, di tengah krisis pangan dunia akibat perang Ukraina dan Rusia pun, Indonesia masih memiliki jagung yang melimpah dan mampu ekspor ayam ke Singapura sehingga mengenai transparansi perdagangan sangat dimungkinkan bagi Indonesia. 
 
"Tinggal bagaimana mendistribusikan, menyiapkan logistik, menyiapkan kapal yang baik, penyimpanan. Karena satu kunci kita sukses adalah teknologi penyimpanan," katanya. 
 
Arief menyampaikan ketika Indonesia mampu menjalankan proses tanam yang baik, mengelola produksi, penyimpanan dan distribusi sampai ke toko-toko tentu bisa menjadi model yang baik secara internasional ke depan. 
 
"Sehingga kalau kalkulasi benar kita bisa tahu apakah untuk Indonesia atau bisa bermanfaat untuk negara lain. Atau bisa dibuat lebih industri, karena kalau kita lihat sekarang, teman-teman dari luar negeri itu banyak investasi di Indonesia," katanya. 
 
Dia memandang, kepercayaan negara-negara luar seperti Uni Emirat Arab dan Qatar yang sudah ingin berinvestasi di Indonesia akan berdampak positif, karena akan membawa teknologi dan dana produksi untuk orang Indonesia yang kelebihannya dapat dibawa ke luar negeri. 
 
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI Kasdi Subagyono mengatakan Indonesia mendapat apresiasi negara-negara peserta G20 terkait pengusulan transparansi di dalam perdagangan pangan antarnegara.
 
Ia menjelaskan negara-negara G20 berharap adanya perdagangan pangan yang bisa diprediksi.
 
Sejumlah topik terkait pangan yang selama ini dibahas di antaranya berkaitan dengan produksi pangan Indonesia, global, keamanan, kemandirian, dan distribusi pangan antarnegara.
 
Selain itu, sistem informasi berkaitan dengan pasar pertanian, pangan, dan pengembangan peran kaum muda atau milenial dan perempuan dalam menggerakkan pertanian, serta digitalisasi pertanian dan intervensi inovasi teknologi menjadi topik krusial disampaikan dalam pertemuan itu.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022