Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, menyiapkan pos Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 2016 di sejumlah pasar tradisional guna menjangkau semua masyarakat sehingga target cakupan pemberian imunisasi dapat tercapai.

"Pos PIN kita dirikan sedekat mungkin dengan masyarakat, tidak hanya di puskesmas, rumah sakit, posyandu, tetapi juga di fasilitas publik seperti pasar tradisional, dan mal," kata Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Kota Bogor, Eddy Dharma saat ditemui Jumat.

Ia mengatakan, pos PIN di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan bertujuan agar masyarakat yang memiliki bayi dan balita dapat memberikan imunisasi kepada anaknya pada saat PIN 2016 digelar mulai Maret 8 sampai 15 Maret.

"Mungkin ada orang tua yang sedang di pasar atau mal, tidak sempat ke puskesmas atau sehingga posyandu, mereka bisa memberikan imunisasi polio di pos yang tersedia. Jadi tidak ada alasan orang tua tidak memberikan anaknya imunisasi pada saat PIN 2016 dilaksanakan," katanya.

Selain di pasar dan pusat perbelanjaan, pos PIN juga akan didirikan di stasiun kereta api, terminal bus, tempat ibadah seperti gereja, dan masjid, juga di tempat wisata.

"Karena tanggal 9 Maret itu libur nasional, kemungkinan ada orang tua yang sedang jalan-jalan ke mal atau tempat wisata, mereka tetap bisa memberikan imunisasi di pos terdekat, tanpa harus pulang ke rumahnya," kata dia.

Lebih lanjut Kepala Seksi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan, Siti Robiah mengatakan, pada saat pelaksanaan PIN 2016 disiapkan 1.028 pos PIN yang tersebar di 68 kelurahan di enam kecamatan di Kota Bogor.

"Pelaksanaan PIN 2016 ini menyasar 95.311 bayi dan balita di Kota Bogor. Imunisasi polio ini diberikan kepada anak mulai dari usia nol sampai 59 bulan," katanya.

Ia mengatakan, PIN 2016 ini menyasar seluruh anak tanpa memandang status imunisasinya, sehingga bayi yang sudah mendapatkan imunisasi harus tetap diberikan lagi.

"Jadi PIN ini sebagai imunisasi tambahan, walaupun anak sudah pernah diimunisasi polio sebelumnya, tetap diberikan lagi. Ini menjadi penambah imunisasi bagi bayi tersebut," kata dia.

Ia menjelaskan, tujuan dari PIN 2016 ini untuk melengkapi tingkat imunitas (kekebalan) pada bayi/balita yang belum terbentuk kekebalannya, serta upaya melakukan eradikasi polio dunia pada akhir 2020.

"Pemberian vaksinasi polio ini tidak ada efek sampingnya, jadi ibu-ibu tidak perlu khawatir untuk mengikutkan anaknya dalam PIN," katanya.

Menurutnya, sebuah negara dinyatakan bebas polio jika tidak ditemukan kasus dalam kurun waktu tiga kali berturut-turut. Pada tahun 2014 Indonesia telah mendapatkan sertifikat bebas polio di tingkat dunia.

Namun, lanjut dia, virus polio diinformasikan muncul di beberapa negara yakni Pakistan, dan Afghanistan. Dikhawatirkan terjadi invansi virus melalui perjalanan ke luar negeri.

"Untuk melindungi masyarakat dari serangan virus polio, maka perlu dilakukan imunisasi ini, dan ini gratis," katanya.

Ia mengatakan, target capaian pemberian vaksinasi polio adalah 85 persen. Karena jika dalam satu lingkungan, jumlah anak yang tervaksinasi sebanyak 85 persen, akan dapat melindungi 15 persen anak yang belum tervaksi.

"Sifat vaksin ini melindungi kekebalan tubuh manusia, jika satu kawasan tercapai sasaran 85 persen tervaksinasi, maka sudah dapat membentengi daerah tersebut dari serangan virus," katanya.

Penyebaran virus polio melalui tinja yang dibawa oleh udara maupun lingkungan hingga ke makanan, maupun kulit manusia. Virus berkembang di usus, efek terserang penyakit ini adalah bisa menimbulkan kecacatan permanen.

"Indonesia masih memiliki kantong-kantong potensi polio, terutama daerah yang sulit terakses vaksinasi. Oleh karena itu, untuk melindungi anak dari serangan virus tersebut sebaiknya ibu yang punya bayi membawa anaknya untuk ikut PIN," katanya

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016