Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, mewujudkan komitmennya untuk mengurangi sampah plastik dengan mengganti penggunaan air mineral botol dengan air dispenser dalam setiap rapat.
"Terhitung sejak uji coba pengurangan sampah plastik 21 Februari lalu, setiap kali rapat sudah tidak ada lagi air mineral botol plastik, disediakan air dispenser dalam ruang rapat," kata Kasubag Humas Pemkot Bogor, Encep Moh Ali Alhamidi, Selasa.
Pada saat pelaksanaan rapat evaluasi Sistem Satu Arah (SSA) yang dilangsungkan di Ruang Rapat III Balai Kota Bogor, pegawai menyuguhkan hidangan konsumsi menggunakan piring dan gelas kaca. Suasana ini berbeda dengan rapat-rapat sebelumnya, peserta rapat mendapatkan konsumsi yang sudah tersedia dalam kotak, termasuk didalamnya kemasan air mineral.
"Sudah beberapa kali rapat yang dilaksanakan, seperti rapat staf setiap Selasa pagi dan rapat-rapat lainnya, kita sudah stop menyuguhkan konsumsi dalam bentuk kotak," kata Encep.
Encep mengatakan, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto juga sudah mengeluarkan surat edaran terkait pengurangan sampah plastik dengan diberlakukannya plastik berbayar dan juga menghentikan penggunaan air mineral kemasan dalam setiap kegiatan pemerintah kota.
"Pak Wali Kota juga sudah membawa botol air minum sendiri dalam setiap rapat," kata Encep.
Saat memimpin rapat evaluasi SSA, Wali Kota membawa serta botol putih serupa botol sake (minum fermentasi Jepang). Sementara itu beberapa pejabat yang hadir belum banyak yang membawa botol air minum sendiri, hanya pejabat dari Bappeda Bogor, Lorina yang juga membawa botol air minum berwarna oranye.
Bima mengaku botol air minum unik tersebut dibeli di Hiroshima dalam kunjungannya beberapa waktu lalu.
"Uniknya ini botol ramah lingkungan dan air yang disimpan dalam kondisi hangat sampai jam berapapun, suhunya tetap sama terjaga, jadi berasa enak juga," katanya.
Meski lupa berapa harga botol itu, dia beli di Hiroshima. Bima berharap langkah untuk mengurangi sampah plastik bisa diterapkan oleh semua pejabat di lingkungan Pemkot Bogor dengan mulai membawa botol sendiri.
Sementara itu, Petugas Penanggungjawab Ruang Rapat III Balai Kota Bogor, Mumuh mengatakan, pola baru penyediaan konsumsi rapat dengan media piring dan gelas plastik tersebut sangat ampuh mengurangi sampah yang dihasilkan dalam setiap kegiatan.
"Cukup terbantu dengan rapat menggunakan piring dan gelas ini kita tidak repot mengumpulkan sampah, dan bisa mengurangi sampah plastik atau makanan," katanya.
Selama ini dalam setiap kali rapat, sampah plastik, kotak makanan yang terkumpul melebihi tiga kantong plastik polybag ukuran 25 kg. Tetapi sejak dua pekan ini, sampah tersebut sudah tidak ada lagi.
"Memang keluar tenaga untuk menyediakan gelas dan piring, tetapi kita hemat tenaga, tidak repot membuang sampah yang berserakan," katanya.
Mumuh mengatakan, sejak adanya aturan baru, kini di ruang rapat tiga telah disediakan dua mesin pengisian air (dispenser) yang bisa diisi ulang bagi pejabat yang ingin mengambil minum dengan cangkir kaca yang juga tersedia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Terhitung sejak uji coba pengurangan sampah plastik 21 Februari lalu, setiap kali rapat sudah tidak ada lagi air mineral botol plastik, disediakan air dispenser dalam ruang rapat," kata Kasubag Humas Pemkot Bogor, Encep Moh Ali Alhamidi, Selasa.
Pada saat pelaksanaan rapat evaluasi Sistem Satu Arah (SSA) yang dilangsungkan di Ruang Rapat III Balai Kota Bogor, pegawai menyuguhkan hidangan konsumsi menggunakan piring dan gelas kaca. Suasana ini berbeda dengan rapat-rapat sebelumnya, peserta rapat mendapatkan konsumsi yang sudah tersedia dalam kotak, termasuk didalamnya kemasan air mineral.
"Sudah beberapa kali rapat yang dilaksanakan, seperti rapat staf setiap Selasa pagi dan rapat-rapat lainnya, kita sudah stop menyuguhkan konsumsi dalam bentuk kotak," kata Encep.
Encep mengatakan, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto juga sudah mengeluarkan surat edaran terkait pengurangan sampah plastik dengan diberlakukannya plastik berbayar dan juga menghentikan penggunaan air mineral kemasan dalam setiap kegiatan pemerintah kota.
"Pak Wali Kota juga sudah membawa botol air minum sendiri dalam setiap rapat," kata Encep.
Saat memimpin rapat evaluasi SSA, Wali Kota membawa serta botol putih serupa botol sake (minum fermentasi Jepang). Sementara itu beberapa pejabat yang hadir belum banyak yang membawa botol air minum sendiri, hanya pejabat dari Bappeda Bogor, Lorina yang juga membawa botol air minum berwarna oranye.
Bima mengaku botol air minum unik tersebut dibeli di Hiroshima dalam kunjungannya beberapa waktu lalu.
"Uniknya ini botol ramah lingkungan dan air yang disimpan dalam kondisi hangat sampai jam berapapun, suhunya tetap sama terjaga, jadi berasa enak juga," katanya.
Meski lupa berapa harga botol itu, dia beli di Hiroshima. Bima berharap langkah untuk mengurangi sampah plastik bisa diterapkan oleh semua pejabat di lingkungan Pemkot Bogor dengan mulai membawa botol sendiri.
Sementara itu, Petugas Penanggungjawab Ruang Rapat III Balai Kota Bogor, Mumuh mengatakan, pola baru penyediaan konsumsi rapat dengan media piring dan gelas plastik tersebut sangat ampuh mengurangi sampah yang dihasilkan dalam setiap kegiatan.
"Cukup terbantu dengan rapat menggunakan piring dan gelas ini kita tidak repot mengumpulkan sampah, dan bisa mengurangi sampah plastik atau makanan," katanya.
Selama ini dalam setiap kali rapat, sampah plastik, kotak makanan yang terkumpul melebihi tiga kantong plastik polybag ukuran 25 kg. Tetapi sejak dua pekan ini, sampah tersebut sudah tidak ada lagi.
"Memang keluar tenaga untuk menyediakan gelas dan piring, tetapi kita hemat tenaga, tidak repot membuang sampah yang berserakan," katanya.
Mumuh mengatakan, sejak adanya aturan baru, kini di ruang rapat tiga telah disediakan dua mesin pengisian air (dispenser) yang bisa diisi ulang bagi pejabat yang ingin mengambil minum dengan cangkir kaca yang juga tersedia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016