Bogor (Antara Megapolitan) - Sebanyak 10 bayi dan balita penderita HIV positif di Kota Bogor, Jawa Barat akan mengikuti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio 2016 yang akan dilaksanakan 8-15 Maret 2016.

"PIN 2016 menyasar 95.311 bayi dan balita di Kota Bogor, dari jumlah tersebut juga terdapat 10 anak penderita HIV positif yang ikut mendapatkan imunisasi vaksinasi polio," kata Siti Robiah, Kepala Seksi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan Kota Bogor, Senin.

Siti mengatakan, anak penderita HIV positif terdata dari laporan Rumah Sakit Marzoeki Mahdi. Imunisasi akan diberikan pada saat pelaksanaan PIN 2016 medatang di rumah sakit tersebut.

"10 anak HIV positif akan divaksin di RS Marzoeki Mahdi. Pemberian vaksi dengan cara disuntik bukan ditetes," katanya.

Menurutnya, anak penderita HIV positif lebih cocok diberi imunisasi dengan cara disuntik, karena mengandung virus polio mati sehingga tidak dapat berkembang biak di usus dan tidak menimbulkan kekebalan di usus, namun dapat menimbulkan kekebalan di dalam darah.

Sedangkan vaksin dengan cara ditetes, mengadung virus polio yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan, masih bisa berkembang biak di usus, dan dapat merangsang usus serta darah untuk membentuk zat kekebalan (antibodi) terhadap virus polio liar.

"Penderita HIV itu daya tahan tubuhnya kurang, agar tidak mengganggu daya tahan tubuhnya, maka diberikan vaksin yang disuntik," katanya.

Ia mengatakan, Pekan imunisasi nasional dilaksanakan selama delapan hari mulai dari tanggal 8 hingga 15 Maret mendatang. Anak yang diimunisasi baik yang sudah atau belum pernah mendapatkan imunisasi sebelumnya, dengan cara ditetes maupun injeksi (suntik).

"Sasaran PIN adalah bayi dan balita usia mulai dari nol sampai 59 bulan, tanpa memandang status imunisasinya," katanya.

Ia menjelaskan, tujuan dari PIN 2016 ini adalah untuk melengkapi tingkat imunitas (kekebalan) pada bayi/balita yang belum terbentuk kekebalannya. Serta mencapai eradikasi polio dunia pada akhir 2020.

Pemberian imunisasi tersebut akan dilangsungkan di pos PIN yang tersebar di setiap kelurahan per kecamatan, fasilitas umum, pasar, terminal, stasiun dan pusat perbelanjaan.

"Pemberian vaksinasi polio ini tidak ada efek sampingnya, jadi ibu-ibu tidak perlu khawatir untuk mengikuti anaknya PIN," katanya.

Menurutnya, sebuah negara dinyatakan bebas polio jika tidak ditemukan kasus dalam kurun waktu tiga kali berturut-turut. Pada tahun 2014 Indonesia telah mendapatkan sertifikat bebas polio di tingkat dunia.

Namun, lanjut dia, virus polio diinformasikan muncul di beberapa negara seperti Timur Tengah, Pakistan, Afganistan, dan Nigeria. Dikahawatirkan terjadi invasi virus melalui perjalanan luar negeri.

"Untuk melindungi masyarakat dari serangan virus polio, maka perlu dilakukan imunisasi PIN ini, dan gratis," kata Siti.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016