Proses distribusi melalui  jalur laut sebagai dampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) memicu terjadinya kenaikan harga hewan kurban khususnya yang dijual di wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

"Dampak wabah PMK yang menyebabkan kenaikan harga hewan kurban musim tahun ini," kata penjual hewan kurban di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi Nur Cholis, Rabu.

Dia menjelaskan proses pengiriman hewan kurban dari Bali, Bima, Sumbawa, dan Kupang tahun ini dilarang menggunakan jalur darat, khususnya melewati wilayah zona merah di sebagian Provinsi Jawa Timur.

"Karena sekarang pakai jalur laut, otomatis berpengaruh terhadap harga hewan kurban karena menambah biaya pengiriman," ucapnya.

Dirinya menyebutkan bahwa kenaikan harga hewan kurban berkisar di angka Rp1-2 juta per satu ekor sapi meski tidak berpengaruh pada menurunnya minat masyarakat membeli hewan kurban. Sapi dengan berat lebih dari 400 kilogram dijual seharga Rp30 juta.

"Lagi-lagi karena memang Idul Adha, ini khan momentum ibadah, jadi penjualan relatif sama. Namanya orang mau ibadah, pasti sudah direncanakan jauh-jauh hari," katanya.

Menurut dia animo masyarakat yang ingin membeli hewan kurban di musim Idul Adha 1443 Hijriah tahun ini justru semakin meningkat dikarenakan pasokan yang relatif lebih sedikit.

"Pengiriman sapi ini sekarang tidak bisa banyak-banyak sejak ada PMK, apalagi biasanya dari Jawa Timur yang memang pasarnya, tapi sekarang tidak dibolehkan. Jadi stok sapi itu sedikit, sedangkan permintaan banyak," katanya.

Nur Cholis mengaku salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya minat masyarakat untuk membeli hewan kurban tahun ini adalah meredanya pandemi COVID-19.

"Pas awal COVID-19 khan tidak boleh kurban. Jadi karena sekarang sudah diperbolehkan, antusiasme masyarakat kembali tinggi. Sekarang saja sudah laku 30 persen," katanya.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022