Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah melalukan analisis terhadap jejak satwa liar yang ditemukan warga di area persawahan dan kebun sekitar hutan Jlegong, Desa Penawaran, Kabupaten Banjarnegara.

"Kami sudah mengumpulkan informasi dan data-data yang selanjutnya dikirim ke balai (BKSDA) di Semarang untuk dianalisis," kata Kepala Resor Konservasi Wilayah Wonosobo Adi Adianto saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Ia mengatakan pihaknya belum bisa memastikan jenis satwa liar yang jejaknya ditemukan di sekitar Desa Penawaran, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara itu.

Menurut dia, hal itu disebabkan jejak satwa yang ditemukan sudah cukup lama sehingga penampakannya tidak terlalu jelas.

"Saat kemarin kami mengumpulkan data, jejaknya sudah sekitar 4-5 harian, sehingga tidak diketahui apakah pada jejak itu ada bekas kukunya atau tidak. Kami juga tidak menemukan kotorannya, hanya jejak di sawah itu," katanya.

Baca juga: BKSDA Jambi lepasliarkan harimau sumatera di TNKS setelah Lebaran 2022

Kendati demikian, Adi mengatakan berdasarkan dugaan sementara, jejak tersebut bukanlah bekas tapak harimau (Panthera tigris) seperti yang dikhawatirkan warga karena satwa liar itu memiliki tubuh yang besar.

Menurut dia, dugaan tersebut berdasarkan hasil pengukuran terhadap panjang tapak pada jejak yang berkisar 7-7,3 centimeter.

"Kalau harimau lebih besar lagi. Mungkin juga macan tutul atau macan kumbang (Panthera pardus melas), tapi ukuran tapaknya juga besar, sekitar 8-10 centimeter, kalau kucing hutan mungkin juga bisa karena kemarin kami juga menemukan jejak-jejak berukuran kecil, sekitar 3 centimeter," katanya.

Selain itu, kata dia, berdasarkan hasil pemetaan juga diketahui bahwa jarak lokasi penemuan jejak satwa liar tersebut dengan hutan sekitar 10 kilometer dan merupakan hutan produksi terbatas (HPT) milik Perhutani yang ditanami pinus, sehingga sangat kecil kemungkinannya dihuni macan tutul.

Disinggung mengenai kemungkinan adanya habitat macan tutul di sekitar Kabupaten Banjarnegara, Adi mengakui jika masyarakat sering memberikan informasi terkait dengan keberadaan satwa liar tersebut, namun pihaknya belum melakukan survei atau penelitian di wilayah Banjarnegara khususnya Desa Penawaran.

Menurut dia, habitat macan tutul atau kumbang di Jateng sementara ini berada di Pulau Nusakambangan dan Gunung Muria. 

Baca juga: BKSDA Sumsel tangkap 11 buaya dari 20 buaya yang lepas di Banyuasin
 

Pewarta: Sumarwoto

Editor : Riza Harahap


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022