Bogor (Antara Megapolitan) - Sekolah Menengah Pertama Bantarjati, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang merupakan binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk), meraih penghargaan sekolah adiwiyata tingkat nasional.
"Pencapaian tersebut merupakan komitmen nyata kami untuk membangun generasi peduli lingkungan," kata Direktur Eksekutif Indocement Kuky Permana pada syukuran atas prestasi itu di SMP Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Dalam acara yang dihadiri Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar Anang Sudarna, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bogor Roni Sukmana, unsur Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, dan guru serta ratusan pelajar SMP Bantarjati, ia menegaskan bahwa saat ini pihaknya sudah dalam tahap mengedukasi pentingnya pelestarian lingkungan hidup.
Salah satu wujudnya adalah pemanfaatan sampah yang dapat dikelola menjadi pupuk kompos dan produk inovatif lainnya dari bahan-bahan bekas sejak usia dini.
"Kita harapkan mereka dapat mempertahankan, mengembangkan dan menularkan kebiasaan baiknya tersebut di masa mendatang sehingga penerima manfaatnya jauh lebih besar," katanya.
Produsen semen "Tiga Roda" itu juga sedang melakukan ekstensifikasi sekolah adiwiyata di seluruh desa-desa binaan perusahaan itu di seluruh Indonesia.
Kuky Permana menambahkan bahwa tekanan terjadinya degradasi lingkungan, baik di dunia maupun di Indonesia meniscayakan semua pihak untuk berbuat nyata, meski dari lingkup kecil sekalipun.
Prakiraan para ahli, kata dia, menyatakan bahwa pada 2025 setidaknya dua per tiga penduduk dunia akan mengalami kekurangan air.
Dalam kondisi itu, maka 2,5 miliar penduduk dunia juga akan mengalami kesulitan mendapatkan air, dan pada saat sama empat bayi meninggal/menit akibat kekurangan air.
"Fenomena krisis lingkungan semacam itu mengharuskan kita semua untuk berbuat sesuatu untuk menyelamatkan masa depan kehidupan umat manusia," katanya.
Sedangkan Kepala BPLHD Jabar Anang Sudarna juga menyebut bahwa berbicara lingkungan adalah soal hidup semua makhluk.
"Itu adalah masa depan kita semua, sehingga saya mengapresiasi prestasi yang diraih SMP Bantarjati yang meraih sekolah adiwiyata nasional ini, sebagai bukti dan kepedulian akan penyelamatan lingkungan," katanya.
Kepala SMP Bantarjati Tatang Wirasanjaya menjelaskan bahwa penghargaan itu membutuhkan kerja keras sehingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kemdikbud akhirnya memberikan prestasi itu.
"Kami menyiapkan sejak 2013, dan baru pada akhir 2015, melalui proses dan tahapan yang dilalui akhirnya dinyatakan meraih penghargaan itu," katanya.
Corporate Social Responsibility & Security Division (CSRS) Manager Indocement Sahat Panggabean menambahkan untuk dapat menjalankan program adiwiyata bagi sekolah-sekolah di desa binaan pihaknya berperan sebagai inisiator dengan melibatkan perangkat sekolah dalam proses edukasinya.
Selain itu, pendamping bagi calon sekolah adiwiyata, penghubung antara calon sekolah adiwiyata dengan BLH, baik tingkat kabupaten maupun provinsi dan KLHK, serta menjalankan monitoring dan evaluasi dari calon sekolah adiwiyata.
Tujuan dari program adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, demikian Sahat Panggabean.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Pencapaian tersebut merupakan komitmen nyata kami untuk membangun generasi peduli lingkungan," kata Direktur Eksekutif Indocement Kuky Permana pada syukuran atas prestasi itu di SMP Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Dalam acara yang dihadiri Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar Anang Sudarna, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bogor Roni Sukmana, unsur Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, dan guru serta ratusan pelajar SMP Bantarjati, ia menegaskan bahwa saat ini pihaknya sudah dalam tahap mengedukasi pentingnya pelestarian lingkungan hidup.
Salah satu wujudnya adalah pemanfaatan sampah yang dapat dikelola menjadi pupuk kompos dan produk inovatif lainnya dari bahan-bahan bekas sejak usia dini.
"Kita harapkan mereka dapat mempertahankan, mengembangkan dan menularkan kebiasaan baiknya tersebut di masa mendatang sehingga penerima manfaatnya jauh lebih besar," katanya.
Produsen semen "Tiga Roda" itu juga sedang melakukan ekstensifikasi sekolah adiwiyata di seluruh desa-desa binaan perusahaan itu di seluruh Indonesia.
Kuky Permana menambahkan bahwa tekanan terjadinya degradasi lingkungan, baik di dunia maupun di Indonesia meniscayakan semua pihak untuk berbuat nyata, meski dari lingkup kecil sekalipun.
Prakiraan para ahli, kata dia, menyatakan bahwa pada 2025 setidaknya dua per tiga penduduk dunia akan mengalami kekurangan air.
Dalam kondisi itu, maka 2,5 miliar penduduk dunia juga akan mengalami kesulitan mendapatkan air, dan pada saat sama empat bayi meninggal/menit akibat kekurangan air.
"Fenomena krisis lingkungan semacam itu mengharuskan kita semua untuk berbuat sesuatu untuk menyelamatkan masa depan kehidupan umat manusia," katanya.
Sedangkan Kepala BPLHD Jabar Anang Sudarna juga menyebut bahwa berbicara lingkungan adalah soal hidup semua makhluk.
"Itu adalah masa depan kita semua, sehingga saya mengapresiasi prestasi yang diraih SMP Bantarjati yang meraih sekolah adiwiyata nasional ini, sebagai bukti dan kepedulian akan penyelamatan lingkungan," katanya.
Kepala SMP Bantarjati Tatang Wirasanjaya menjelaskan bahwa penghargaan itu membutuhkan kerja keras sehingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kemdikbud akhirnya memberikan prestasi itu.
"Kami menyiapkan sejak 2013, dan baru pada akhir 2015, melalui proses dan tahapan yang dilalui akhirnya dinyatakan meraih penghargaan itu," katanya.
Corporate Social Responsibility & Security Division (CSRS) Manager Indocement Sahat Panggabean menambahkan untuk dapat menjalankan program adiwiyata bagi sekolah-sekolah di desa binaan pihaknya berperan sebagai inisiator dengan melibatkan perangkat sekolah dalam proses edukasinya.
Selain itu, pendamping bagi calon sekolah adiwiyata, penghubung antara calon sekolah adiwiyata dengan BLH, baik tingkat kabupaten maupun provinsi dan KLHK, serta menjalankan monitoring dan evaluasi dari calon sekolah adiwiyata.
Tujuan dari program adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, demikian Sahat Panggabean.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016