Warga yang tinggal di sekitar perlintasan Tol Cibitung-Cilincing di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, meminta otoritas terkait segera melakukan perbaikan di Ruas Jalan Raya Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL).
"Jalannya rusak semakin parah, dipenuhi lubang. Mohon Jalan Raya CBL ini segera diperbaiki," kata seorang warga setempat Marpaung (46) di Kabupaten Bekasi, Jumat.
Dia mengatakan kerusakan jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Cibitung dengan kecamatan lain di Kabupaten Bekasi itu sudah terjadi selama bertahun-tahun meski awalnya tidak separah saat ini.
Baca juga: Jalur mudik di Jalan Kalimalang Bekasi perlu perbaikan
Marpaung mengaku jalan yang terbuat dari cor beton itu mulai rusak sejak adanya pembangunan proyek Tol Cibitung-Cilincing oleh pemerintah pusat.
"Saya di sini sejak 2018, sekitar tahun 2019 itu sudah mulai ada lubang-lubang kecil, terus mulai ada proyek tol," katanya.
Dia menyebutkan bahwa kerusakan ruas jalan itu disebabkan oleh truk pengangkut material proyek tol yang kerap melintasi jalur tersebut. Truk-truk bertonase berat itu mengangkut pasir, tanah, besi, hingga beton.
Baca juga: Jalan Inspeksi Kalimalang Bekasi rusak parah
Kondisi tersebut berdampak pada keretakan lapisan beton meski arus lalu lintas di ruas jalan itu minim dan tanpa hambatan. "Di sini sepi, tidak bakalan macet. Dilewati truk sebentar saja sudah retak-retak. Tapi truk banyak dan sering lewat," katanya.
Ia mengakui kalau kerusakan jalan tidak hanya terjadi di sekitar tempat tinggalnya saja, namun juga di titik-titik lain sepanjang Jalan Raya CBL.
Dia juga menyatakan hingga kini belum ada upaya perbaikan jalan meski pengerjaan Tol Cibitung-Cilincing di dekat kediamannya sudah terselesaikan.
Baca juga: Jalan rusak berat, warga Muaragembong Bekasi minta pemerintah lakukan perbaikan
Para pengguna jalan harus berjibaku ketika melintasi jalanan itu. Marpaung yang membuka jasa tambal ban di jalur tersebut mengaku sering didatangi pengendara motor yang mengalami bocor ban.
"Sering ada yang tambal ban. Kalau panas terik begini lubangnya kelihatan tapi kalau hujan airnya menggenang di lubang-lubang," kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Jalannya rusak semakin parah, dipenuhi lubang. Mohon Jalan Raya CBL ini segera diperbaiki," kata seorang warga setempat Marpaung (46) di Kabupaten Bekasi, Jumat.
Dia mengatakan kerusakan jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Cibitung dengan kecamatan lain di Kabupaten Bekasi itu sudah terjadi selama bertahun-tahun meski awalnya tidak separah saat ini.
Baca juga: Jalur mudik di Jalan Kalimalang Bekasi perlu perbaikan
Marpaung mengaku jalan yang terbuat dari cor beton itu mulai rusak sejak adanya pembangunan proyek Tol Cibitung-Cilincing oleh pemerintah pusat.
"Saya di sini sejak 2018, sekitar tahun 2019 itu sudah mulai ada lubang-lubang kecil, terus mulai ada proyek tol," katanya.
Dia menyebutkan bahwa kerusakan ruas jalan itu disebabkan oleh truk pengangkut material proyek tol yang kerap melintasi jalur tersebut. Truk-truk bertonase berat itu mengangkut pasir, tanah, besi, hingga beton.
Baca juga: Jalan Inspeksi Kalimalang Bekasi rusak parah
Kondisi tersebut berdampak pada keretakan lapisan beton meski arus lalu lintas di ruas jalan itu minim dan tanpa hambatan. "Di sini sepi, tidak bakalan macet. Dilewati truk sebentar saja sudah retak-retak. Tapi truk banyak dan sering lewat," katanya.
Ia mengakui kalau kerusakan jalan tidak hanya terjadi di sekitar tempat tinggalnya saja, namun juga di titik-titik lain sepanjang Jalan Raya CBL.
Dia juga menyatakan hingga kini belum ada upaya perbaikan jalan meski pengerjaan Tol Cibitung-Cilincing di dekat kediamannya sudah terselesaikan.
Baca juga: Jalan rusak berat, warga Muaragembong Bekasi minta pemerintah lakukan perbaikan
Para pengguna jalan harus berjibaku ketika melintasi jalanan itu. Marpaung yang membuka jasa tambal ban di jalur tersebut mengaku sering didatangi pengendara motor yang mengalami bocor ban.
"Sering ada yang tambal ban. Kalau panas terik begini lubangnya kelihatan tapi kalau hujan airnya menggenang di lubang-lubang," kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022