Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari keempat berturut-turut di tengah optimisme bahwa China akan melihat pemulihan permintaan yang signifikan setelah tanda-tanda positif bahwa pandemi virus corona surut di daerah yang paling terpukul.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terangkat 2,90 dolar AS atau 2,4 persen, menjadi menetap di 114,24 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni bertambah 3,71 dolar AS atau 3,4 persen, menjadi ditutup di 114,20 dolar AS per barel..

Shanghai bertujuan untuk membuka kembali secara luas dan memungkinkan kehidupan normal dilanjutkan untuk 25 juta orang di kota itu mulai 1 Juni, seorang pejabat kota mengatakan pada Senin (16/5/2022), setelah menyatakan bahwa 15 dari 16 distriknya telah menghilangkan kasus di luar area karantina.

Namun, diperkirakan 46 kota di China berada di bawah penguncian, memukul belanja, produksi pabrik dan penggunaan energi.

"Kami melihat banyak sinyal bahwa permintaan akan mulai kembali di wilayah itu, mendukung harga yang lebih tinggi," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

Sejalan dengan penurunan produksi industri yang tidak terduga, China memproses 11 persen lebih sedikit minyak mentah pada April, dengan throughput harian terendah sejak Maret 2020.

Baca juga: Harga minyak melonjak 4 persen gegara harga bensin AS capai rekor tertinggi
Baca juga: Harga minyak ditutup beragam, khawatir penguncian Beijing dan pasokan ketat

Bensin berjangka AS kembali ke level tertinggi sepanjang masa pada Senin (16/5/2022), karena penurunan stok memicu kekhawatiran pasokan.

"Harga minyak akan tetap bullish, terutama kontrak jangka pendek WTI, karena harga bensin AS terus naik di tengah melemahnya impor produk minyak dari Eropa," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities.

Harga minyak juga mendapat dukungan karena para diplomat dan pejabat Uni Eropa menyatakan optimisme akan mencapai kesepakatan tentang embargo bertahap minyak Rusia meskipun ada kekhawatiran tentang pasokan di Eropa timur.

Austria mengharapkan Uni Eropa untuk menyetujui sanksi dalam beberapa hari mendatang, Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg mengatakan itu pada Senin (16/5/2022).

Baca juga: Harga minyak jatuh di tengah kekhawatiran ekonomi dan dolar yang kuat

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Uni Eropa akan membutuhkan beberapa hari lagi untuk menemukan kesepakatan.

"Dengan larangan yang direncanakan oleh Uni Eropa terhadap minyak Rusia dan peningkatan lambat dalam produksi OPEC, harga minyak diperkirakan akan tetap dekat dengan level saat ini di dekat 110 dolar AS per barel," kata Naohiro Niimura, mitra di Market Risk Advisory.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022