Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengubah wajah sektor pertanian dengan mengandalkan para petani muda sebagai bonus demografi yang mempunyai jiwa wirausaha profesional dan berdaya saing.

"Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
 
Menurut Syahrul, agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis dalam memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini.

Petani muda memiliki ciri inovatif dan adaptif terhadap pemanfaatan teknologi digital, generasi milenial menjadi modal utama dalam pembangunan pertanian modern tersebut.

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) secara rutin menyelenggarakan Millennial Agriculture Forum (MAF), bertema "Membangun Petani Pengusaha Profesional, Berdaya Saing, dan Berwirausaha". 

Baca juga: Tingkatkan kemandirian ekonomi pemuda pertanian, Kementan dan Kemenpora jalin kerja sama

Kegiatan MAF Volume 3 Edisi 18 (Spesial Bistan) digelar pada Sabtu (23/4) dengan menghadirkan narasumber sangat spesial. 

Empat narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP, Rachmat Pambudi selaku akademisi/praktisi, Sandi Octa Susila selaku Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan Kementan yang juga wirausaha muda pertanian, serta Slamet Wuryadi selaku Duta Petani Andalan Kementan yang juga pengusaha puyuh. 

Acara yang dikemas dalam format  "talkshow" ini dihelat secara hybrid dengan menggabungkan online dan offline bertempat di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor. 

Ribuan peserta hadir secara online melalui media zoom meeting dan Live Streaming on YouTube. 

Dedi Nursyamsi menegaskan, salah satu target pembangunan pertanian adalah ekspor sehingga daya saing produk pertanian harus unggul. 

Menurut Dedi, Kementan memberikan perhatian luar biasa untuk membangun petani milenial melalui berbagai program di antaranya, pendidikan vokasi pertanian, pelatihan vokasi pertanian, Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), Program YESS (Youth Enterpreneurship And Employment Support Services), serta Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan. 

Dari sisi akademisi, Rachmat Pambudi mengatakan, semakin banyak mahasiswa yang ingin menjadi wirausaha, maka pendikan vokasi berupaya membekali mahasiswa dengan mata kuliah kewirausahaan dan praktik-praktik wirausaha sehingga mereka siap menjadi wirausaha.

Sebagai role model bagi generasi muda, Sandi Octa Susila telah mengelola sekitar 120 ha lahan pertanian. 

Sebagai Ketua Umum Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan Kementan, Sandi pun berbagi strategi-strategi dalam menjalankan bisnis di sektor pertanian. 
"Kita bermimpi tahun 2045 menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia" kata Sandi. 

Pengusaha puyuh beromzet miliaran rupiah pun turut dihadirkan pula pada MAF edisi spesial Bistan ini. Slamet Wuryadi mengatakan, "kesempatan kita untuk membangun pertanian sangat terbuka." 

Ia memiliki mimpi dan bertekad menurunkan angka stunting melalui puyuh.

Baca juga: Kementan dorong SDM Pertanian optimalkan teknologi digital
Baca juga: Kementan latih sejuta petani dan penyuluh untuk antisipasi perubahan iklim

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Riza Harahap


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022