PT Indonesia Power mengolah material fly ash dan bottom ash (FABA) atau limbah padat yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara dari kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten.
"Kami mengonsumsi 12 juta ton batu bara per tahun, kalau 5 persen artinya ada 600 ribu ton FABA. Kami bawa ke mitra untuk memanfaatkannya sebagai campuran beton maupun semen," kata Rahmad saat diwawancarai di kawasan PLTU Suralaya di Cilegon, Banten, Rabu.
Selain memanfaatkan FABA untuk sektor konstruksi, anak usaha PT PLN (Persero) ini juga sedang menjajaki kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menjadikan FABA sebagai pupuk.
Rahmad mengatakan limbah padat batu bara memiliki kandungan mineral yang baik untuk tanaman, sehingga cocok menjadi pupuk.
Sejauh ini, aneka produk olahan FABA itu masih berskala program tanggung jawab sosial perusahaan dengan membangun rumah penduduk menggunakan batako berbahan campuran FABA.
Namun, mulai tahun ini, perusahaan akan menjajaki bisnis komersial dengan menjual produk olahan FABA agar bisa menghasilkan nilai tambah.
Kawasan PLTU Suralaya adalah kumpulan pembangkit listrik tenaga uap yang terletak di Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten berjarak sekitar tujuh kilometer arah timur laut dari pelabuhan penyeberangan Merak.
Kawasan pembangkit ini memiliki kapasitas total sebesar 3,4 gigawatt atau menyumbang 12 persen dari kelistrikan Jawa hingga Bali dan merupakan pembangkit listrik tenaga uap tertua sekaligus salah satu yang terbesar di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
General Manager Indonesia Power Suralaya PGU Rahmad Handoko mengatakan pihaknya mengolah FABA sebanyak 600.000 ton per tahun untuk diolah menjadi aneka bahan bangunan mulai dari batako, paving block, beton pemecah ombak, hingga campuran semen.
"Kami mengonsumsi 12 juta ton batu bara per tahun, kalau 5 persen artinya ada 600 ribu ton FABA. Kami bawa ke mitra untuk memanfaatkannya sebagai campuran beton maupun semen," kata Rahmad saat diwawancarai di kawasan PLTU Suralaya di Cilegon, Banten, Rabu.
Namun, mulai tahun ini, perusahaan akan menjajaki bisnis komersial dengan menjual produk olahan FABA agar bisa menghasilkan nilai tambah.
PLTU Suralaya menyalurkan energi listriknya menggunakan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV, GITET Suralaya yang masuk ke dalam jaringan transmisi 500 KV terhubung sampai PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur.
Baca juga: Peneliti LIPI: Limbah batu bara punya nilai ekonomi
Baca juga: 20,64 Juta Ton Produksi Batu Bara PTBA 2015
Baca juga: Peneliti LIPI: Limbah batu bara punya nilai ekonomi
Baca juga: 20,64 Juta Ton Produksi Batu Bara PTBA 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022