Bekasi (Antara Megapolitan) - Koperasi Syariah Ukhuwah tengah menggagas suatu sistem yang memungkinkan masyarakat dapat melakukan infak hartanya dengan sampah yang mereka produksi sehari-hari.

"Saat ini sistem tersebut sedang kami uji coba di Gang Gamprit Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi mulai Januari 2016 ini," kata Ketua Koperasi Syariah Ukhuwah Alwin Fajri Siregar di Bekasi, Minggu.

Dia mengatakan sistem yang dimaksud berupa bank sampah berbasis dalam jaringan yang saat ini tengah dikerjasamakan pihaknya dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Manzilatul Khairiyah Gang Gamprit.

"Bank sampah ini nantinya tidak hanya berperan dalam mengurangi jumlah sampah dan menciptakan lingkungan bersih, tapi juga menjadi sarana infak di masjid-masjid," katanya.

Keberadaan bank sampah berbasis dalam jaringan itu akan meningkatkan nilai jual sampah dan memberi keuntungan lebih bagi nasabah.

"Dengan adanya jaringan nasabah secara `online`, nantinya harga sampah bisa lebih dari dua kali lipat dari harga pasaran saat ini," katanya.

Menurut Alwin, selama ini bank sampah di masjid tersebut hanya menggarap transaksi secara manual.

Para nasabah akan membawa sampah kering yang akan mereka jual ke pengelola dan dihargai Rp 1.000 per kilogram untuk semua jenis sampah kering.

"Sementara jika menggunakan sistem `online`, mereka diharuskan sudah memisahkan sendiri jenis sampah yang akan mereka jual, seperti plastik, botol plastik, tutup botol dan lainnya. Sebab, masing-masing memiliki harga yang berbeda sehingga memberikan keuntungan lebih kepada nasabah," katanya.

Pihaknya sebagai pengelola keuangan bank sampah dalam jaringan itu tengah berusaha mengembangkan sistem tersebut untuk memudahkan masyarakat dalam menunaikan infaknya.

"Kita menyasar banyak jamaah agar bisa menjadi nasabah bank sampah. Selain itu, bisa menjadikan bank sampah ini sebagai sarana infak sampah. Kita akan sediakan tempat infak sampahnya di depan masjid," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016