Seberapa kuat kita bisa menahan puasa? Sebagai keluarga muslim pasti kita semua diajarkan untuk berpuasa sejak kecil. Saya ingat waktu kecil jika berpuasa pol dalam bahasa betawinya (artinya 30 hari penuh berpuasa). 

Di hari lebaran kita akan diberikan hadiah uang lebaran yang tidak seperti biasanya dan sangat bahagia bagi anak-anak pastinya. Suatu hari sewaktu saya berpuasa ditanya oleh teman saya yang lebih besar, mungkin dulu saya SD kelas ditanya teman saya yang SMP. 

"Kamu kalo puasanya pol dikasih apa sama orang tua?". "Saya akan dikasih uang Rp5.000,-" (dulu besar, mungkin ukuran sekarang Rp50.000,-), kata saya. 

"Mau gak kamu saya kasih Rp5.000,- sekarang terus gak puasa". Saya sempat berpikir sebentar dan tidak menjawab. Wah asyik juga ya sudah tidak susah harus puasa dan tidak usah menunggu lama 30 hari saya sudah dapat uang yang dijanjikan orang tua.   

Ada kisah yang lebih menarik lagi. Ada orang yang sudah tua bernama Abbas bin Bisyr selalu tidak pernah absen dalam sholat tarawih di Masjid disalah satu Universitas Syariah di Timur Tengah. 

Di masjid tersebut selalu sang Imam menyelesaikan bacaan 3 juz dalam 1 malam. Banyak anak-anak muda atau mahasiswa yang ikut sholat tidak sekuat orang tua tersebut. Ternyata beliau sudah melakukan aktivitas tarawih di masjid tersebut selama 5 tahun. 

Ketika ditanya mengapa beliau sudah tua tapi kuat mengikuti shalat tarawih 3 juz per malam. 

"Kamu berdiri dengan kekuatan fisik, sementara saya berdiri sholat dengan kekuatan iman".

Inilah jawaban kenapa seseorang betah berlama menikmati ayat-ayat AlQur'an dan mentadabburinya. 

Ayat yang dibaca bukan sekedar keluar dari makhorijul huruf, bukan pula sekedar menghitung jumlah lembar halaman. Atau menghitung berapa kali khatam. Meski itu juga penting. Itulah kenikmatan dan kekuatan iman.

Para Rosulullah dan para Sahabat mampu berjalan ratusan kilometer di panas terik, berhari-hari menuju Madinah saat hijrah, meneruskan risalah dakwah, karena iman. Kaum musliman mari kita berpuasa karena iman. 

Menahan hawa nafsu, haus dan lapar karena iman kepada Allah. Kerjakanlah segala amal yang diperintahkan Allah baik wajib dan sunah pada bulan suci ini semaksimal mungkin karena ketaatan kepada Nya. 

Teruslah berlatih dalam beramal untuk mendapatkan ke ikhlasan dan menyakini akan adanya pembalasan di akhirat dikelak.

"Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)". (Yasin: 12)

*Penulis adalah Wakil Wali Kota Depok
 

Pewarta: *Imam Budi Hartono

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022