Pakar perikanan dan kelautan Associate Professor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB) University Dr Hawis Madduppa mengemukakan bahwa pelatihan uji coba pembesaran perikanan rajungan dapat mengurangi tekanan terhadap lingkungan dan penangkapan alami.

"Kegiatan pelatihan ini juga dapat mempercepat proses alih teknologi dan sosialisasi ke masyarakat nelayan sebagai pembudi daya rajungan dengan prinsip berkelanjutan," katanya di Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Menurut Hawis, yang juga Direktur Eksekutif Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI), dalam rangka mendukung kebijakan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) No. 17 Tahun 2021, bahwa rajungan yang dapat ditangkap memiliki ukuran lebih dari 10 cm dan tidak sedang bertelur maka, pihaknya terus mendukung upaya peningkatan stok melalui kegiatan pembesaran rajungan ini.

Baca juga: MSC: Rajungan dalam tahap transisi menuju sertifikasi ekolabel global

Dalam kaitan itu APRI bersama Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Payau (BBPBAP) Jepara Ditjen Budi Daya KKP memberikan pelatihan uji coba pembesaran rajungan untuk mendorong perikanan rajungan berkelanjutan di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Ia menjelaskan APRI yang bekerja sama sejak 2018 terus berupaya mengembangkan teknologi untuk budi daya rajungan sebagai solusi jangka panjang keberlanjutan.

Salah satu upaya untuk dapat memenuhi permintaan pasar, kata dia, adalah dengan melakukan uji coba pembesaran rajungan dari benih.

Kegiatan pelatihan uji coba pembesaran rajungan tersebut, katanya, dilaksanakan sebagai media pembelajaran bagi kelompok nelayan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Berkah Capit Biru Desa Pagagan, Kabupaten Sumenep selaku nelayan binaan APRI.

Baca juga: APRI-MSC-DKP sepakati komitmen kelola perikanan rajungan berkelanjutan

Perwakilan BBPBAP Jepara selaku narasumber memberikan sosialisasi dan edukasi terhadap nelayan KUB Berkah Capit Biru dari segi pembenihan hingga dalam upaya pembesaran rajungan.

Manfaat lain dari pelatihan uji coba pembesaran rajungan ini, menurut Hawis Madduppa, tentunya akan menjadi alternatif bagi nelayan untuk mendapat penghasilan.

Semenyata itu Kasie Sumber Daya Ikan (SDI) Bidang Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jatim Ir Wahyuni Lestariningsih menyampaikan dukungannya terhadap APRI dalam mengangkat potensi Desa Pagagan sebagai desa percontohan dalam pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan.

Ia menambahkan Desa Pagagan merupakan desa percontohan dalam pengelolaan perikanan.

Baca juga: MSC bantu hibah penelitian rajungan dan ikan kakap melalui OSF

Hal itu, kata dia, terbukti dari adanya Peraturan Desa (Perdes) yang mengatur untuk rajungan.

"Kita harapkan nelayan KUB Berkah Capit Biru dapat menjalankan kegiatan ini dengan keseriusan serta usaha maksimal agar mendapatkan hasil panen yang sepadan," katanya.

Dukungan perangkat desa serta DKP Pamekasan dalam perikanan rajungan juga sangat perlu dalam mengarahkan dan menjaga potensi kekayaan daerah, kata Wahyuni Lestariningsih.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022