Bogor (Antara Megapolitan) - Presiden Joko Widodo minta semua pihak baik kementerian, pemerintah daerah serta BUMN perkebunan bersinergi untuk meningkatkan produksi serta kualitas buah dan juga bunga nusantara agar mampu menjawab permintaan pasar baik domestik maupun internasional.
"Kita sebetulnya mempunyai buah-buah dengan kualitas yang baik, tetapi jumlah belum mencukupi kebutuhan pasar. Antara permintaan dan suplai belum seimbang, ini yang harus dikembangkan," kata Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) di lapangan Kampus IPB Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Presiden mencontohkan, buah Nenas dari Lampung, permintaan pasar internasionalnya cukup banyak ada dari Jepang, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Yaman, Qatar dan Korea. Begitu juga dengan pisang yang diproduksi dengan kualitas sangat bagus. Mangga dari Majalengka, serta Manggis juga memiliki kualitas yang bagus,
"Tapi lagi-lagi suplainya kurang, belum memenuhi permintaan pasar yang ada," katanya.
Untuk meningkatkan produksi dan kualitas buah nusantara itu, lanjut Presiden, ia meminta IPB, pemerintah kabupaten dan BUMN perkebunan yang sudah ditunjuk oleh Kementerian Pertanian untuk mengembangkan produksi buah nusantara.
"Mulai 2016 ini sudah harus bergerak untuk mengembangkan produk-produk buah unggulan," kata Presiden.
Presiden menegaskan, pasar menginginkan buah-buah nusantara yang berkualitas, oleh karena itu pengelolaan produksi buah harus mendapat perhatian dan bimbingan, mulai dari penanaman, hingga cara pemanenan yang tepat dan benar.
"Harus ada pengawalan dari IPB dan Kementerian Pertanian, termasuk kepada daerah bupati, wali kota dan gubernur. Semua punya tanggung jawab terhadap kualitas dan suplai buah-buah nusantara yang kita punya," kata Presiden.
Presiden menyebutkan, bila produksi buah nusantara telah dikelola dengan baik, maka tahun depan melalui Festival Bunga dan Buah Nusantara yang berskala internasional dapat menjadi ajang promosi besar-besaran untuk mengenalkan bunga dan buah nusantara kepada importir dan eksportir dari luar maupun dalam negeri.
"Melalui FBBN ini kita sampaikan bahwa kita memiliki kekuatan potensi, dan tinggal memasarkannya seperti apa," kata Presiden.
Presiden menambahkan, upaya untuk meningkatkan produksi serta kualitas telah dimulai melalui deklarasi yang disampaikan 48 bupati serta wali kota yang daerahnya sentra produksi bunga dan buah, serta empat BUMN perkebunan, yang menyatakan komitmen untuk mengembangkan 5-50 hektare per unit usaha di kabupaten/kota serta 10.000 hektare oleh BUMN perkebunan.
"Kebutuhan pasar harus dijawab dengan produksi buah yang baik. Manajemen produksi buah yang efisien dengan skala ekonomi yang benar, harus dikerjakan dengan tata kelola hulu hingga hilir yang baik," kata Presiden.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Kita sebetulnya mempunyai buah-buah dengan kualitas yang baik, tetapi jumlah belum mencukupi kebutuhan pasar. Antara permintaan dan suplai belum seimbang, ini yang harus dikembangkan," kata Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) di lapangan Kampus IPB Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Presiden mencontohkan, buah Nenas dari Lampung, permintaan pasar internasionalnya cukup banyak ada dari Jepang, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Yaman, Qatar dan Korea. Begitu juga dengan pisang yang diproduksi dengan kualitas sangat bagus. Mangga dari Majalengka, serta Manggis juga memiliki kualitas yang bagus,
"Tapi lagi-lagi suplainya kurang, belum memenuhi permintaan pasar yang ada," katanya.
Untuk meningkatkan produksi dan kualitas buah nusantara itu, lanjut Presiden, ia meminta IPB, pemerintah kabupaten dan BUMN perkebunan yang sudah ditunjuk oleh Kementerian Pertanian untuk mengembangkan produksi buah nusantara.
"Mulai 2016 ini sudah harus bergerak untuk mengembangkan produk-produk buah unggulan," kata Presiden.
Presiden menegaskan, pasar menginginkan buah-buah nusantara yang berkualitas, oleh karena itu pengelolaan produksi buah harus mendapat perhatian dan bimbingan, mulai dari penanaman, hingga cara pemanenan yang tepat dan benar.
"Harus ada pengawalan dari IPB dan Kementerian Pertanian, termasuk kepada daerah bupati, wali kota dan gubernur. Semua punya tanggung jawab terhadap kualitas dan suplai buah-buah nusantara yang kita punya," kata Presiden.
Presiden menyebutkan, bila produksi buah nusantara telah dikelola dengan baik, maka tahun depan melalui Festival Bunga dan Buah Nusantara yang berskala internasional dapat menjadi ajang promosi besar-besaran untuk mengenalkan bunga dan buah nusantara kepada importir dan eksportir dari luar maupun dalam negeri.
"Melalui FBBN ini kita sampaikan bahwa kita memiliki kekuatan potensi, dan tinggal memasarkannya seperti apa," kata Presiden.
Presiden menambahkan, upaya untuk meningkatkan produksi serta kualitas telah dimulai melalui deklarasi yang disampaikan 48 bupati serta wali kota yang daerahnya sentra produksi bunga dan buah, serta empat BUMN perkebunan, yang menyatakan komitmen untuk mengembangkan 5-50 hektare per unit usaha di kabupaten/kota serta 10.000 hektare oleh BUMN perkebunan.
"Kebutuhan pasar harus dijawab dengan produksi buah yang baik. Manajemen produksi buah yang efisien dengan skala ekonomi yang benar, harus dikerjakan dengan tata kelola hulu hingga hilir yang baik," kata Presiden.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015