Sejumlah organisasi pers di Aceh menggelar doa bersama bagi para warga, termasuk jurnalis, yang menjadi korban bencana gempa dan tsunami Aceh 26 Desember 2004.
"Kami menggelar doa bersama sebagai pengingat bahwa banyak teman jurnalis Aceh yang ikut diterjang badai tsunami," kata Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Zuhri Noviandi, di Banda Aceh, Sabtu malam.
Doa bersama di Lokasi Situs Kapal di Atas Rumah tersebut dilaksanakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Aceh, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Aceh, dan diikuti warga sekitar acara.
Doa bersama yang bertajuk "Rindu dan Doa Kami Tak Pernah Berhenti" ini menjadi pengingat bagi jurnalis Aceh akan rekan-rekannya yang meninggal terseret ombak tsunami.
Zuhri mengatakan doa bersama ini merupakan kegiatan rutin dilaksanakan jurnalis Aceh saat peringatan tsunami, hanya saja dua tahun terakhir tidak digelar akibat bencana pandemi COVID-19.
"Dua tahun lalu kita tidak melaksanakan doa bersama karena terhalang pandemi. Alhamdulillah kali ini dapat kita gelar dan berjalan sukses," ujarnya.
Selain doa bersama, kata Zuhri, kegiatan ini menjadi ajang silaturahim sesama jurnalis yang bertugas di Aceh dan memperkuat "ukhuwah" antarorganisasi pers di Aceh.
"Semoga setelah malam ini persaudaraan antarlembaga pers semakin baik sehingga menjadi modal awal dalam membangun pers di Aceh lebih bermakna," katanya.
Hal senada diutarakan Ketua AJI Banda Aceh Juliamin bahwa kegiatan doa bersama ini dalam rangka mengenang teman-teman jurnalis Aceh yang menjadi korban tsunami.
"Kita tidak boleh melupakan sejarah, bencana yang lalu dapat menjadi pembelajaran buat kita agar lebih berikhtiar kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Juliamin.
Ia menambahkan momen peringatan 17 tahun tsunami Aceh ini menjadi sebuah pelajaran dan sejarah untuk masyarakat Aceh.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Kami menggelar doa bersama sebagai pengingat bahwa banyak teman jurnalis Aceh yang ikut diterjang badai tsunami," kata Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Zuhri Noviandi, di Banda Aceh, Sabtu malam.
Doa bersama di Lokasi Situs Kapal di Atas Rumah tersebut dilaksanakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Aceh, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Aceh, dan diikuti warga sekitar acara.
Doa bersama yang bertajuk "Rindu dan Doa Kami Tak Pernah Berhenti" ini menjadi pengingat bagi jurnalis Aceh akan rekan-rekannya yang meninggal terseret ombak tsunami.
Zuhri mengatakan doa bersama ini merupakan kegiatan rutin dilaksanakan jurnalis Aceh saat peringatan tsunami, hanya saja dua tahun terakhir tidak digelar akibat bencana pandemi COVID-19.
"Dua tahun lalu kita tidak melaksanakan doa bersama karena terhalang pandemi. Alhamdulillah kali ini dapat kita gelar dan berjalan sukses," ujarnya.
Selain doa bersama, kata Zuhri, kegiatan ini menjadi ajang silaturahim sesama jurnalis yang bertugas di Aceh dan memperkuat "ukhuwah" antarorganisasi pers di Aceh.
"Semoga setelah malam ini persaudaraan antarlembaga pers semakin baik sehingga menjadi modal awal dalam membangun pers di Aceh lebih bermakna," katanya.
Hal senada diutarakan Ketua AJI Banda Aceh Juliamin bahwa kegiatan doa bersama ini dalam rangka mengenang teman-teman jurnalis Aceh yang menjadi korban tsunami.
"Kita tidak boleh melupakan sejarah, bencana yang lalu dapat menjadi pembelajaran buat kita agar lebih berikhtiar kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Juliamin.
Ia menambahkan momen peringatan 17 tahun tsunami Aceh ini menjadi sebuah pelajaran dan sejarah untuk masyarakat Aceh.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021