Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) pada tahun ini mencatat adanya lonjakan aduan konsumen di sektor finansial atau jasa keuangan yang hingga 16 Desember 2021 mencapai 2.152 laporan dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 226 aduan.
Wakil Ketua Komisi 3 BPKN Andi Muhammad Rusdi Galigo dalam konferensi pers daring yang dipantau di Jakarta, Senin, mengatakan sektor jasa keuangan menjadi paling banyak pengaduannya karena terdapat laporan konsumen yang masuk cukup banyak dalam hal pengaduan di subsektor asuransi.
"Subsektor asuransi juga merupakan pengaduan terbanyak dengan nilai kerugian terbesar yaitu Rp2 triliun lebih," kata Andi.
Beberapa pengaduan yang dilaporkan terkait leasing dengan mayoritas permasalahan soal penarikan kendaraan, restrukturisasi, dan cara penagihan oleh debt collector.
Baca juga: BPKN dukung kebijakan Presiden berikan bantuan obat gratis untuk isoman
Perihal pengaduan terkait asuransi, permasalahan yang cukup banyak dilaporkan adalah mengenai klaim asuransi, asuransi yang pailit, dan gagal bayar.
Terkait perbankan, permasalahan yang cukup banyak terjadi yaitu tunggakan angsuran akibat pandemi, kartu kredit yang digunakan oleh orang lain, dan dana nasabah yang hilang. Kemudian laporan terkait investasi paling banyak mengenai ingkar janji perusahaan investasi.
"Selain itu laporan dalam hal pengajuan pinjaman, permasalahan cukup banyak adalah sistem cara penagihan, dan bunga pinjaman yang tinggi. Laporan pengaduan nonbank permasalahan paling banyak pada simpanan gagal bayar deposito," katanya.
Baca juga: BPKN kecam pihak-pihak yang menaikkan harga oksigen, obat dan vitamin tidak wajar
Baca juga: BPKN minta masyarakat laporkan jika ditemukan kenaikan harga berlebihan
Selain itu, BPKN juga mencatat laporan pengaduan terkait pembelian perumahan, lokapasar, jasa telekomunikasi, jasa transportasi, barang elektronik, listrik dan gas rumah tangga, obat dan makanan, serta layanan kesehatan. Secara total terdapat 3.211 pengaduan yang dilaporkan oleh masyarakat sepanjang 2021 dengan potensi kerugian mencapai Rp2,45 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Wakil Ketua Komisi 3 BPKN Andi Muhammad Rusdi Galigo dalam konferensi pers daring yang dipantau di Jakarta, Senin, mengatakan sektor jasa keuangan menjadi paling banyak pengaduannya karena terdapat laporan konsumen yang masuk cukup banyak dalam hal pengaduan di subsektor asuransi.
"Subsektor asuransi juga merupakan pengaduan terbanyak dengan nilai kerugian terbesar yaitu Rp2 triliun lebih," kata Andi.
Beberapa pengaduan yang dilaporkan terkait leasing dengan mayoritas permasalahan soal penarikan kendaraan, restrukturisasi, dan cara penagihan oleh debt collector.
Baca juga: BPKN dukung kebijakan Presiden berikan bantuan obat gratis untuk isoman
Perihal pengaduan terkait asuransi, permasalahan yang cukup banyak dilaporkan adalah mengenai klaim asuransi, asuransi yang pailit, dan gagal bayar.
Terkait perbankan, permasalahan yang cukup banyak terjadi yaitu tunggakan angsuran akibat pandemi, kartu kredit yang digunakan oleh orang lain, dan dana nasabah yang hilang. Kemudian laporan terkait investasi paling banyak mengenai ingkar janji perusahaan investasi.
"Selain itu laporan dalam hal pengajuan pinjaman, permasalahan cukup banyak adalah sistem cara penagihan, dan bunga pinjaman yang tinggi. Laporan pengaduan nonbank permasalahan paling banyak pada simpanan gagal bayar deposito," katanya.
Baca juga: BPKN kecam pihak-pihak yang menaikkan harga oksigen, obat dan vitamin tidak wajar
Baca juga: BPKN minta masyarakat laporkan jika ditemukan kenaikan harga berlebihan
Selain itu, BPKN juga mencatat laporan pengaduan terkait pembelian perumahan, lokapasar, jasa telekomunikasi, jasa transportasi, barang elektronik, listrik dan gas rumah tangga, obat dan makanan, serta layanan kesehatan. Secara total terdapat 3.211 pengaduan yang dilaporkan oleh masyarakat sepanjang 2021 dengan potensi kerugian mencapai Rp2,45 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021