Jakarta, (Antara Megapolitan) - Pemerintah, swasta dan LSM mendeklarasikan "Gerakan Peduli Rumah Layak Untuk Rakyat" pada Rabu, yang dipusatkan di Desa Tanjung Anom, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Deklarasi itu dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M Basuki Hadimuljono, Dirut PT Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya dan wakil dari LSM Habitat for Humanity.

Menteri PUPR M Basuki Hadimuljono dalam acara di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk itu menyatakan deklarasi yang bersamaan dengan peringatan Hari Bangunan Indonesia (HBI) 2015 itu menegaskan pembangunan infrastruktur nasional menjadi salah satu prioritas Presiden Joko Widodo dalam periode 2015-2019.

Dalam bidang PUPR, katanya, infrastruktur yang akan dibangun dalam periode tersebut ada sembilan.

"Di antaranya adalah penyediaan satu juta rumah," katanya.

Infrastruktur lainnya adalah pembangunan jalan baru sepanjang 2.350 km, jalan tol sepanjang 1.000 km, 65 waduk/bendungan dan 33 pembangkit listrik tenaga air (PLTA), peningkatan jaringan irigasi 1 juta hektare, dan pembangunan rusunawa (rumah susun sewa) 5.257 "twinblok) atau sebanyak 515.711 rumah tangga.

Sedangkan infrastruktur lainnya adalah pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di perkotaan sebanyak 21,4 juta sambungan rumah (268.680 liter/detik), SPAM di perdesaan 11,1 juta sambungan rumah (22.647 desa), dan pembangunan sistem air limbah komunal di 227 kota/kabupatem dam terpusat di 430 kota/kabupaten.

"Untuk membangun, dukungan tentu membutuhkan adanya sinergi antara pelaku dan pemangku kepentingan di bidang jasa konstruksi," katanya.

Kondisi wilayah Indonesia yang sangat luas dan beragam, kata dia, mengharuskan adanya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan jasa konstruksi, khususnya melalui kerja sama, koordinasi lintas sektoral, dan pemberdayaan masyarakat jasa konstruksi.

Ia mengemukakan bahwa penyediaan perumahan bagi rakyat sampai saat ini masih menjadi permasalahan besar yang harus dihadapi bangsa Indonesia.

"Masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah layak huni, dan itu tersebar di seluruh wilayah Indonesia," katanya.

Merujuk data Bappenas, ia menyebutkan kebutuhan rumah di Indonesia naik setiap tahun berkisar 3,5 persen, sedangkan data di Kementerian PUPR saat ini "backlog" atau kekurangan rumah di Indonesia mencapai 13,5 juta unit.

"Sedangkan kebutuhan rumah baru setiap tahun sekitar 800 ribu unit," katanya.

Karena itu, ia menyambut baik inisiasi dari Indocement yang melahirkan bernama rumah instan, sehat dan sederhana (RISHA) --yang merupakan hasil kolaborasi antara Indocement, Puslitbang Pemukiman Kementerian PUPR-- dan didukung pihak terkait-- dan kemudian disumbangkan kepada 11 keluarga dari kalangan tidak mampu di Kecamatan Mauk.

Sementara itu Dirut Indocement Christian Kartawijaya mengatakan pengembangan rumah instan itu didukung kemampuan pihaknya dalam menciptakan produk-produk aplikasi semen yang dihasilkan tim riset internal maupun karya cemerlang oleh peserta ajang "Indocement Award".

Ajang itu merupakan penghargaan dua tahunan yang diselenggarakan Indocement bagi kontraktor, pengembang, peneliti, mahasiswa dan individu yang berhasil menunjukkan kinerja, karya dan inovasi yang bagus serta kreativitas di dunia konstruksi.

Itu semua, kata dia, memiliki dampak positif terhadap kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan di Indonesia.

Dengan kerja sama yang solid parapihak itu, Christian Kartawijaya yakin cita-cita bersama untuk mewujudkan rumah yang layak bagi rakyat Indonesia akan semakin cepat terwujud.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015