Pembangunan pertanian organik di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat meningkat pesat sejak adanya program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP).

Salah satunya dengan keberhasilan Kelompok Tani Parikesit mengantongi sertifikat padi organik dari Inofice (Indonesian Organik Farming Certification). 

Kepala Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan kabupaten Ciamis, Slamet Budi Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Selasa mengatakan bahwa untuk berkembang seperti sekarang butuh waktu dan proses yang panjang. Banyak tantangan dan kendala yang dihadapi dalam memberikan pengarahan kepada petani. 

"Dulu masih konvensional, mereka jalan apa adanya saja," katanya.

Slamet menjelaskan semenjak ada program terintegrasi IPDMIP, pola bertani masyarakatnya lebih rapih dan teratur. Kompetensi kelimuan petani maupun penyuluh meningkat. 

"Dan yang terpenting ada perubahan mindset di kalangan para petani khususnya mengenai pertanian organik," lanjut dia. 

Baca juga: Petani Pasaman dilatih pembuatan kompos jerami

"Contohnya Kelompok Tani Parikesit. Padi organik mereka sudah tersertifikasi Inofice," lanjut dia. 

Slamet memaparkan kalau hadirnya IPDMIP diharapkan makin menguatkan petani dalam pemenuhan sarana produksi. Dan itu, kata dia, banyak tantangan yang harus dihadapi terkait pembangunan pertanian organik. 

"Pertama soal perilaku. Budidaya pertanian organik berbeda. Model penanaman padinya, benih, penggunaan pestisida nabati, hingga pengendalian hama," katanya. 

Dia berharap program IPDMIP terus berlanjut, tidak hanya sampai pada 2023 saja. Pasalnya, program ini secara simultan mampu memberikan dampak yang besar terhadap pembangunan pertanian di daerah. 

"Khusus Ciamis, semoga nanti bisa tercover semua kecamatan. Karena untuk sekarang, dari 27 kecamatan, masih 17 (kecamatan) yang difasilitasi. Mudah-mudahan tahun depan bisa semuanya," kata dia.  

Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia belum impor beras sama sekali pada 2021

Terkait program Sekolah Lapangan IPDMIP di daerah irigasi, pihaknya akan menyasar lebih banyak petani milenial. Menggenjot anak-anak muda untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan pertanian organik. 

"Sekarang sudah mulai merintis. Pada SL pertemuan terakhir, antuaismenya sangat besar. Di kecamatan Bungursari sudah mendakalarsikan komitmen andil petani muda," ujarnya. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian harus diarahkan kepada bisnis. Artinya tidak sekadar mencukupi pangan sendiri. 

Baca juga: KPK dan SPKS kerja sama kawal realisasi program pertanian kelapa sawit

"Tapi pertanian harus mengahasilkan uang. Ini yang menjadi salah satu core dari IPDMIP, menguatkan kapasitas dan SDM petani maupun penyuluh melaui berbagai program," ujar Dedi. 

Dedi lantas menyinggung pentingnya membangun sistem agribisnis yang kokoh. Yakni melalui pemanfaatan teknolgi berbasis 4.0. Menurutnya, hal tersebut bisa memberikan keuntungan yang masif bagi para petani. 

"Penerapan teknolgi dalam aspek usaha tani jelas meningkatkan kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin produktivitas pertanian. Kita optimis pembangunan pertanin terus melangkah ke depan," ungkap alumnus IPB University itu. 

Adapun kunci dari peningkatan kesejahteraan petani adalah memperkuat hilirisasi pertanian dan mengembangkan pertanian modern. Dijelaskan Dedi, ada beberapa ciri pertanian modern. 

Di antaranya penggunaan varietas unggul dengan potensi hasil tinggi (High Yiedling Variety), Pemanfaatan sarana prasarana pertanian modern (Alsintan), Pemanfaatan IOT melalui smart agriculture dan SDM pertanian yang unggul yang mampu menggenjot produktivitas; 

"Maka dari itu, pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP harus mempunyai semangat untuk meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi bagi penyuluh maupun petani.
Manfaatkan segala media informasi untuk dapat mempublikasikan keberhasilan kegiatan IPDMIP," jelas dia.  

"Saya mengharapkan segenap pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP untuk mengembangkan kapasitas usaha poktan dan gapoktan untuk menjadikannya korporasi petani," tuutp Dedi. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimis bahwa program IPDMIP dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan. Lewat IPDMIP, produktivitas pertanian terus meningkat, khususnya di daerah irigasi. 

"Pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat," kata Mentan.

Dia menyampaikan jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. "Kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik," ungkapnya.

SYL-sapaannya- mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah 'emas 100 karat'. Menjanjikan dan tak pernah ingkar janji sehingga sangat prospektif untuk digeluti. "Terutama para pemuda dan milenial. Kita gerakan pertanian Indonesia, masa depan pertanian kita ada pada mereka," kata SYL. 

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021