Tim dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI), terjun melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) di Pantai Muara Beting, Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi dengan membantu mencegah abrasi akibat banjir rob dan melakukan pelestarian biota laut.
"Banjir rob yang sering terjadi memberikan dampak yang sangat besar pada warga sekitar, terlebih kalau banjir itu baru bisa surut sekitar 4–7 hari," ujar Warga setempat Siti Mardianah dalam keterangannya, Jumat.
Ia mengatakan akibatnya anak-anak pergi ke sekolah juga terganggu dan banyak juga tambak kepiting yang ikut terdampak dan jadi gagal panen.
"Abrasi ini berdampak besar pada kehidupan masyarakat Desa Pantai Bahagia, terutama pada mata pencaharian nelayan setempat," katanya.
Baca juga: Dosen FMIPA UI beri edukasi warga Bojong Koneng kembangkan keripik jamur
Dosen pembimbing dari Tim Pengmas Dr. Retno Lestari, M.Si mengatakan pengembangan ekowisata pantai bakau dan pemanfaatan biota laut seperti ikan, udang, kepiting, dan siput diharapkan mampu menambah pendapatan warga sekitar dan menjadikan Desa Pantai Bahagia sebagai salah satu destinasi tak terlewatkan di Kabupaten Bekasi
Rangkaian kegiatan pengmas yang melibatkan 15 warga desa ini terdiri atas sosialisasi dan edukasi mengenai manfaat bakau, mendorong secara kolektif program perawatan tanaman bakau, serta program ekowisata kreatif yang berbasis pulihnya ekosistem muara sungai.
Menurutnya, kegiatan penanaman bakau sangat berperan penting untuk memulihkan ekosistem bakau yang telah rusak. Tanaman bakau dikenal mampu menahan gelombang abrasi air laut dan dapat mendorong pengembangan ekowisata berkelanjutan.
Bakau dapat menjadi habitat berbagai hewan termasuk udang, kepiting, ikan dan siput yang dapat di olah menjadi pilihan pangan yang bernutrisi.
Baca juga: FMIPA UI lakukan penanaman bakau untuk konservasi Lutung Jawa di Bekasi
Tim Tanam Bakau Bahagia melakukan penanaman 500 bibit bakau di Pantai Muara Beting, Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, pada pertengahan November lalu.
Penanaman bibit bakau diharapkan mampu meminimalisir dampak abrasi dan menambah kesejahteraan warga Desa Pantai Bahagia. Selain sebagai upaya penanganan abrasi, penanaman bakau ini juga diharapkan dapat berdampak pada pelestarian dan konservasi biota laut.
Ekowisata adalah kegiatan wisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan, sosial ekonomi, budaya masyarakat lokal dan pembelajaran serta pendidikan.
Terdapat empat strategi utama dalam upaya pengembangan kawasan ekowisata mangrove yang akan dikembangkan oleh tim bersama warga desa dan pemerintah setempat, yaitu pemeliharaan lingkungan hutan mangrove agar tetap lestari, pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata mangrove, pengembangan informasi mengenai pentingnya menjaga ekosistem mangrove, dan peningkatan sistem pengawasan terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas wisata.
Baca juga: FMIPA UI melatih siswa SMP di Sukabumi siaga bencana alam
Penanaman bakau yang dilakukan bersama-sama masyarakat atau disebut juga upaya pelestarian ekosistem seperti ini diharapkan dapat menjadi suatu upaya pelestarian yang terintegrasi dan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara langsung.
Tim Tanam Bakau Bahagia FMIPA UI terdiri atas sepuluh mahasiswa yang diketuai oleh Bismi Yasinta Maharani, dan Dr. Retno Lestari, M.Si. selaku dosen pembimbing. Tim ini juga bekerja sama dengan Yayasan Pandu Cendekia, dan Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Banjir rob yang sering terjadi memberikan dampak yang sangat besar pada warga sekitar, terlebih kalau banjir itu baru bisa surut sekitar 4–7 hari," ujar Warga setempat Siti Mardianah dalam keterangannya, Jumat.
Ia mengatakan akibatnya anak-anak pergi ke sekolah juga terganggu dan banyak juga tambak kepiting yang ikut terdampak dan jadi gagal panen.
"Abrasi ini berdampak besar pada kehidupan masyarakat Desa Pantai Bahagia, terutama pada mata pencaharian nelayan setempat," katanya.
Baca juga: Dosen FMIPA UI beri edukasi warga Bojong Koneng kembangkan keripik jamur
Dosen pembimbing dari Tim Pengmas Dr. Retno Lestari, M.Si mengatakan pengembangan ekowisata pantai bakau dan pemanfaatan biota laut seperti ikan, udang, kepiting, dan siput diharapkan mampu menambah pendapatan warga sekitar dan menjadikan Desa Pantai Bahagia sebagai salah satu destinasi tak terlewatkan di Kabupaten Bekasi
Rangkaian kegiatan pengmas yang melibatkan 15 warga desa ini terdiri atas sosialisasi dan edukasi mengenai manfaat bakau, mendorong secara kolektif program perawatan tanaman bakau, serta program ekowisata kreatif yang berbasis pulihnya ekosistem muara sungai.
Menurutnya, kegiatan penanaman bakau sangat berperan penting untuk memulihkan ekosistem bakau yang telah rusak. Tanaman bakau dikenal mampu menahan gelombang abrasi air laut dan dapat mendorong pengembangan ekowisata berkelanjutan.
Bakau dapat menjadi habitat berbagai hewan termasuk udang, kepiting, ikan dan siput yang dapat di olah menjadi pilihan pangan yang bernutrisi.
Baca juga: FMIPA UI lakukan penanaman bakau untuk konservasi Lutung Jawa di Bekasi
Tim Tanam Bakau Bahagia melakukan penanaman 500 bibit bakau di Pantai Muara Beting, Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, pada pertengahan November lalu.
Penanaman bibit bakau diharapkan mampu meminimalisir dampak abrasi dan menambah kesejahteraan warga Desa Pantai Bahagia. Selain sebagai upaya penanganan abrasi, penanaman bakau ini juga diharapkan dapat berdampak pada pelestarian dan konservasi biota laut.
Ekowisata adalah kegiatan wisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan, sosial ekonomi, budaya masyarakat lokal dan pembelajaran serta pendidikan.
Terdapat empat strategi utama dalam upaya pengembangan kawasan ekowisata mangrove yang akan dikembangkan oleh tim bersama warga desa dan pemerintah setempat, yaitu pemeliharaan lingkungan hutan mangrove agar tetap lestari, pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata mangrove, pengembangan informasi mengenai pentingnya menjaga ekosistem mangrove, dan peningkatan sistem pengawasan terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas wisata.
Baca juga: FMIPA UI melatih siswa SMP di Sukabumi siaga bencana alam
Penanaman bakau yang dilakukan bersama-sama masyarakat atau disebut juga upaya pelestarian ekosistem seperti ini diharapkan dapat menjadi suatu upaya pelestarian yang terintegrasi dan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara langsung.
Tim Tanam Bakau Bahagia FMIPA UI terdiri atas sepuluh mahasiswa yang diketuai oleh Bismi Yasinta Maharani, dan Dr. Retno Lestari, M.Si. selaku dosen pembimbing. Tim ini juga bekerja sama dengan Yayasan Pandu Cendekia, dan Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021