Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tampaknya terus berkolaborasi dengan lembaga lainnya guna  membangun optimisme Indonesia sehat dan tumbuh.

Salah satunya adalah pemberian vaksinasi kepada masyarakat sasaran untuk menumbuhkan kekebalan komunal (herd immunity).

Jika kekebalan komunal terbentuk secara meluas dan kuat maka diyakini dapat mengurangi dan menghentikan penyebaran COVID-19, termasuk mengakhiri pandemi ini.

Saat ini, meskipun penularan dan kasus aktif COVID-19 sudah semakin melandai, tapi pemerintah bersama pemangku kepentingan lainnya tetap terus melakukan percepatan vaksinasi dan langkah-langkah antisipatif lainnya.

Langlah-langkah antisipasi tersebut, terutama protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak.

Pemerintah juga menambahkan dua langkah lagi yakni, yakni menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.

Sederhananya, melalui langkah-langkah tersebut, pemerintah berupaya keras membangun semangat dan optimisme bagi seluruh lapisan masyarakat, bahu membahu dan bergotong royong, menghadapi dan mengatasi pandemi COVID-19 yang sudah melandai ini.

Harapannya pandemi COVID-19 segera berakhir sehingga bangsa Indonesia dapat kembali beraktivitas dan produktif, menjadikan Indonesia kembali sehat dan kembali tumbuh.

Baca juga: Pemkot Bogor targetkan vaksinasi COVID-19 tuntas pada akhir Oktober 2021

Karena itu, tepat rasanya jika pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2021, mengangkat tema Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku.

Itu untuk menggambarkan bangkitnya semangat dan optimisme seluruh lapisan masyarakat Indonesia secara bersama dan dengan kesadaran bersama pula.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat itu, Jumat ( 12/11) menyatakan, berbagai upaya kesehatan terus dilakukan dalam bentuk preventif, deteksi dan responsif, dengan harapan jumlah kasus menurun dan kesembuhan meningkat serta kematian dapat dicegah.

"Alhamdulillah saat ini Indonesia sudah bisa mengendalikan pandemi COVID-19. Ini tidak mungkin terjadi tanpa dukungan dan kerja keras dari seluruh insan kesehatan hingga ke seluruh pelosok Indonesia, kata Menkes Budi.
 
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto (kiri), Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid (kedua kiri), Wali Kota Bogor Bima Arya (kedua kanan) dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Ahmad Dofiri (kanan) meninjau pelaksanaan vaksinasi Kolaborasi Kebangsaan Kadin Kota Bogor di Taman Cappelen, Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/8/2021). Vaksinasi yang diikuti sebanyak 16.200 pelajar SMP dan SMA di wilayah Jawa Barat dan Banten ini selain bertujuan meningkatkan kekebalan kelompok (herd immunity), juga untuk menghadapi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). (Foto Antara/Kadin).

Pemerintah melalui Menteri Kesehatan juga mengingatkan, agar seluruh masyarakat menyikapi penurunan kasus positif COVID-19 secara bijak dengan tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan.

Karena, jika masyarakat lengah dan mengabaikan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin akan muncul lagi lonjakan kasus positif COVID-19, seperti yang terjadi usai usai libur Lebaran 2021.

Kewaspadaan diri harus ditingkatkan guna mencegah munculnya lonjakan kasus yang tinggi sebab potensi terjadinya lonjakan kasus atau gelombang baru COVID-19 dapat terjadi bukan hanya dari mutasi virus COVID-19, juga dari faktor-faktor lain.

Faktor itu seperti perilaku masyarakat, lingkungan, pelayanan kesehatan dan cakupan vaksinasi COVID-19, juga dapat terjadi pada libur Idul Fitri serta Natal dan Tahun Baru.

"Protokol kesehatan harus terus dijalankan, pengawas terus bekerja dengan disiplin dan vaksinasi kepada seluruh masyarakat yang menjadi sasaran tidak boleh berhenti," katanya.

Menurut Budi Gunadi, tiga langkah tersebut, sangat diperlukan untuk terus menurunkan kasus aktif COVID-19 dan mengantisipasi potensi lonjakan kasus dalam menghadapi libur Natal dan tahun baru 2022.


Vaksinasi Bogor

Salah satu pemangku kepentingan yang juga berkepentingan agar pandemi ini segera berakhir adalah Pemerintah Kota Bogor.

Pemerintahan kota hujan ini tampak terus melaksanakan vaksinasi massal COVID-19 untuk menuntaskan target 100 persen vaksinasi kepada masyarakat sasaran penerima vaksin.

Pelaksanaan vaksinasi tersebut dilakukan di sentra-sentra vaksinasi maupun di rumah sakit dan Puskesmas di Kota Bogor.

Tujuannya tak lain adalah untuk membentuk kekebalan komunal sekaligus mencegah dan menurunkan penularan COVID-19 di Kota Bogor.

Wali Kota Bogor Bima Arya semula menyatakan optimistis pelaksanaan vaksinasi dosis pertama di Kota Bogor bisa tuntas sampai akhir September 2021.

Baca juga: Stok vaksin COVID-19 di Kota Bogor masih tersedia 110 ribu dosis

Karena itu, Pemerintah Kota Bogor bersama Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor, berkolaborasi dengan berbagai lembaga lainnya dalam melaksanakan akselerasi vaksinasi.

Hasilnya, pelaksanaan vaksinasi dapat ditingkatkan bertahap dari sekitar 5.000 orang sasaran per hari, lalu 10.000 orang per hari, naik lagi jadi 17.000 orang per hari, hingga mencapai 22.000 orang per hari.

Langkah terobosannya adalah memperbanyak sentra-sentra vaksinasi mulai enam sentra hingga 28 sentra, serta menyediakan penyuntikan vaksin di 68 Puskesmas.

Mereka juga berkolaborasi dengan TNI, Polri, Kejaksaan, BUMN, organisasi keagamaan, dan lembaga lainnya untuk berpartisipasi menyukseskan vaksinasi massal COVID-19.

Hingga Kamis, 23 September 2021, realisasi vaksinasi di Kota Bogor sudah mendekati 80 persen dari total sasaran penerima vaksin sebanyak 819.444 orang.
 
Wali Kota Bogor Bima Arya menjalani vaksinasi COVID-18 dosis kedua di Gedung Puri Begawan Kota Bogor, Senin (9/8/2021). (ANTARA/HO/Pemkot Bogor).


Namun, upaya menuntaskan target vaksinasi dosis pertama 100 persen itu, dirasakan semakin berat. Semakin sedikit warga yang belum menjalani vaksinasi, ternyata tantangannya semakin sulit untuk mengejar target tuntas tersebut.

Jangankan, untuk mencapai target penyuntikan vaksin sampai 22.000 orang per hari, untuk mencapai sasaran 17.000 orang per hari juga sudah mulai sulit.

Tidak semua warga Kota Bogor bersedia mendaftar dan datang sendiri ke lokasi sentra vaksinasi maupun ke Puskesmas. Banyak alasan warga enggan datang ke lokasi vaksinasi, selain karena takut, khawatir, serta masih kurangnya pemahaman.

Target penuntasan vaksinasi kemudian, dikoreksi menjadi sampai akhir Oktober 2021, tapi lagi-lagi tantangannya semakin berat.

Namun, Pemerintah Kota Bogor terus melaksanakan vaksinasi untuk masyarakat penerima vaksin dalam upaya menuntaskan 100 persen vaksinasi.


Realisasi vaksin

Berdasarkan data vaksinasi pada Dinas Kesehatan Kota Bogor, realisasi vaksinasi massal COVID-19 di Kota Bogor, hingga 10 November 2021, mencapai 719.013 orang atau 87,74 persen dari 819.444 orang yang menjadi sasaran vaksin.

Dari jumlah tersebut, tenaga kesehatan yang menjadi sasaran vaksin 9.150 orang. Realisasinya, untuk dosis pertama 12.246 orang atau 133,84 persen, dosis kedua 11.679 orang (127,64 persen), dan dosis ketiga 8.405 orang (91,86 persen).

Sasaran orang lanjut usia (lansia) sebanyak 74.682 orang, realisasinya vaksinasi dosis pertama 54.724 orang (73,26 persen) dan dosis kedua 46.057 orang (61,67 persen).

Sasaran petugas publik sebanyak 73.758 orang, realisasinya vaksinasi dosis pertama 233.382 orang (316,82 persen) dan dosis kedua 173.534 orang (235,27 persen).

Sasaran masyarakat umum dan rentan sebanyak 557.437 orang, realisasinya vaksinasi dosis pertama 358.667 orang (64,34 persen) dan dosis kedua 282.752 orang (50,72 persen).

Sasaran remaja usia 12-17 tahun sebanyak 104.417 orang, realisasinya vaksinasi dosis pertama 48.498 orang (64,34 persen) dan dosis kedua 48.260 orang (46.22 persen).

Baca juga: Pemkot Bogor perpanjang target penuntasan vaksinasi 100 persen

Sesuai arahan pemerintah pusat, Pemerintah Kota Bogor juga membuka layanan vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun, secara daring melalui layanan SatuLink.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, melalui pesannya pada website dinkes.kotabogor.go.id, menyampaikan, pelaksanaan vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun, dijadwalkan dilaksanakan di Mall Jambu Dua Kota Bogor, mulai Kamis, 25 November 2021.

Menurut Retno, panggilan Sri Nowo Retno, pelayanan yang diberikan adalah, vaksinasi dosis kedua dengan vaksin Sinovac, vaksinasi dosis pertama dan kedua dengan vaksin Pfizer, vaksinasi dosis kedua dengan vaksin AstraZeneca, serta vaksin dosis ketiga dengan vaksin Pfizer atau vaksin Moderna khusus untuk tenaga kesehatan.

Sementara itu, kasus aktif COVID-19 di Kota Bogor semakin melandai dan terkendali. Berdasarkan data COVID-19, pada Dinas Kesehatan Kota Bogor, pada Senin, 22 November 2021, kasus positif COVID-19 di Kota Bogor hanya 33 orang.

Pasien COVID-19 itu ada yang menjalani perawatan di rumah sakit dan ada yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Jumlah 33 orang itu berkurang satu orang karena sembuh, dari sehari sebelumnya yakni 34 orang pada Minggu (21/11).

Menurut Reno, kasus positif COVID-19 secara keseluruhan di Kota Bogor Maret 2020, ada sebanyak 37.623 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 37.065 orang telah sembuh, 525 orang meninggal dunia, serta 33 orang masih sakit.

Jumlah kasus aktif COVID-19 di Kota Bogor saat ini sudah sangat melandai dibandingkan pada akhir Juli lalu, yakni jumlah kasus positif terkonfirmasi mencapai 500-an dalam sehari.

Misalnya, pada Jumat, 30 Juli 2021, jumlah kasus positif COVID-19 terkonfirmasi sebanyak 561 orang, sehingga jumlah kasus positif sampai hari itu mencapai 32.640 orang.

Akhirnya, semua berharap agar semakin melandainya kasus positif COVID-19 ini menjadi pertanda baik yakni segera berakhirnya pandemi COVID-19.

Semoga juga, tekad pemerintah pusat untuk membangun optimisme menjadikan "Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku, segera terwujud.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021