Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto meminta pemerintah setempat melakukan lima langkah penanganan klaster COVID-19 di SDN Sukadamai 2, sekaligus untuk mencegah penyebaran virus corona.
Menurutnya langkah pertama, pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) tetap harus dijalankan di berbagai tempat publik, termasuk di sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM).
Baca juga: PTM SDN Sukadamai 2 Kota Bogor dihentikan akibat 24 guru dan siswa positif COVID-19
"Usaha kita adalah bagaimana masyarakat punya kekebalan ketika terserang COVID-19, sehingga pandemi berubah menjadi endemi seperti penyakit-penyakit lain," katanya.
Kelima, kata Atang, peningkatan fasilitas kesehatan di RS dan Puskesmas. Pengalaman puncak gelombang kedua pada pertengahan tahun 2021 harus menjadi pelajaran berharga untuk memperbaiki dan melengkapi fasilitas kesehatan Kota Bogor.
Sejak awal PTM terbatas, Dinas Kesehatan telah melakukan penyaringan sampel untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 secara rutin sebulan sekali.
Pada awal-awal PTM terbatas, ditemukan 5 kasus positif COVID-19. Pada Rabu (17/11) dilakukan skrining 50 sampel tes usap PCR terdiri atas 29 siswa dan 21 guru di SDN Sukadamai 2 oleh Puskesmas Mekarwangi.
Baca juga: Warga Kota Bogor diminta tetap taat protokol kesehatan selama PPKM Level 1
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto sebelumnya telah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk melakukan observasi selama 10 hari terhadap 24 orang pasien positif COVID-19 tanpa gejala di klaster SDN Sukadamai 2, termasuk melakukan penelusuran terhadap 200 orang yang mungkin pernah kontak erat dengan pasien-pasien tersebut.
Bima Arya juga telah meminta Dinas Pendidikan (Disdik) berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk memantau jika ada yang bergejala.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Ditemukannya kasus positif di SDN Sukadamai ini menunjukkan bahwa penyebaran COVID-19 masih ada, sehingga antisipasi maupun mitigasi harus tetap dilakukan," kata Atang di Kota Bogor, Senin.
Menurutnya langkah pertama, pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) tetap harus dijalankan di berbagai tempat publik, termasuk di sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM).
Baca juga: PTM SDN Sukadamai 2 Kota Bogor dihentikan akibat 24 guru dan siswa positif COVID-19
Kedua, prosedur tetap (protap) penanganan terhadap pasien harus konsisten dilakukan. Jika ada yang positif, perlu isolasi dan penghentian sementara PTM di sekolah bersangkutan untuk dilakukan penelusuran (tracing) dan perawatan (treatment).
Ketiga, kesiapan mitigasi dari berbagai pihak, seperti sekolah, Satgas COVID-19, rumah sakit, dan tempat isolasi. Keempat, upaya vaksinasi terus dijalankan sebagai upaya untuk membangun kekebalan komunal.
Atang menilai ada puluhan kasus positif COVID-19 baru ini bukan berarti kekebalan komunal (herd immunity) tidak terbentuk. Sebab, COVID-19 tidak bisa hilang sebagaimana influenza yang pernah jadi pandemi di tahun 1918.
Baca juga: Warga Kota Bogor diminta tetap taat protokol kesehatan selama PPKM Level 1
Hasil laboratorium ditemukan ada 24 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Pemerintah Kota Bogor telah mengambil langkah cepat penghentian sementara PTM terbatas di sekolah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021