Karawang, (Antara Megapolitan) - Sekretaris Dirjen PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wartanto mengatakan permasalahan buta aksara harus segera dituntaskan, agar masyarakat Indonesia mampu bersainDirjen PAUD g dengan warga negara lain,
"Penentu kehidupan tergantung dengan proses pendidikan. Jadi permasalahan buta aksara harus segera dituntaskan," katanya, disela acara pembukaan Pameran Hari Aksara Internasional ke-50 tingkat Jawa Barat, di Kabupaten Karawang, Kamis.
Menurut dia, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, angka warga buta aksara di Indonesia mencapai 95 persen. Kini, warga yang masih buta aksara di Indonesia tersisa 3,8 persen.
Ia mengatakan, buta aksara perlu dituntaskan agar seluruh masyarakat Indonesia mampu bersaing dengan warga negara lain.
"Negara ini dan negara lain saling berlomba, kita tidak akan kalah dengan negara lain jika buta aksara kita tuntaskan. Kita akan bangun anak-anak yang berkarakter, bertoleransi juga gotong-royong. Sehingga kita menjadi negara yang beradab dan dihargai negara-negara lain," kata dia.
Hari Aksara Internasional diperingati untuk merayakan kemampuan membaca dan menulis. Selain itu, juga untuk membangun budi pekerti bagi warga yang sudah melek huruf.
"Kementerian berharap agar pemberantasan buta aksara tidak hanya berhenti sampai dia bisa membaca, tetapi berlanjut sampai warga berminat membaca," kata dia.
Sementara itu, kegiatan pameran Hari Aksara Internasional ke-50 tingkat Jawa Barat yang digelar di Lapangan Karangpawitan Karawang dihadiri ribuan peserta dari 27 kabupaten/kota se-Jabar.
Prosesi pembukaan kegiatan itu diawali dengan devile dari masing-masing kabupaten/kota yang juga diisi dengan pertunjukan seni dan budaya dalam.
Sedangkan acara Pameran Hari Aksara Internasional ke-50 tingkat Jabar itu berlangsung tiga hari mulai Kamis (22/10) hingga Sabtu (24/10).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Penentu kehidupan tergantung dengan proses pendidikan. Jadi permasalahan buta aksara harus segera dituntaskan," katanya, disela acara pembukaan Pameran Hari Aksara Internasional ke-50 tingkat Jawa Barat, di Kabupaten Karawang, Kamis.
Menurut dia, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, angka warga buta aksara di Indonesia mencapai 95 persen. Kini, warga yang masih buta aksara di Indonesia tersisa 3,8 persen.
Ia mengatakan, buta aksara perlu dituntaskan agar seluruh masyarakat Indonesia mampu bersaing dengan warga negara lain.
"Negara ini dan negara lain saling berlomba, kita tidak akan kalah dengan negara lain jika buta aksara kita tuntaskan. Kita akan bangun anak-anak yang berkarakter, bertoleransi juga gotong-royong. Sehingga kita menjadi negara yang beradab dan dihargai negara-negara lain," kata dia.
Hari Aksara Internasional diperingati untuk merayakan kemampuan membaca dan menulis. Selain itu, juga untuk membangun budi pekerti bagi warga yang sudah melek huruf.
"Kementerian berharap agar pemberantasan buta aksara tidak hanya berhenti sampai dia bisa membaca, tetapi berlanjut sampai warga berminat membaca," kata dia.
Sementara itu, kegiatan pameran Hari Aksara Internasional ke-50 tingkat Jawa Barat yang digelar di Lapangan Karangpawitan Karawang dihadiri ribuan peserta dari 27 kabupaten/kota se-Jabar.
Prosesi pembukaan kegiatan itu diawali dengan devile dari masing-masing kabupaten/kota yang juga diisi dengan pertunjukan seni dan budaya dalam.
Sedangkan acara Pameran Hari Aksara Internasional ke-50 tingkat Jabar itu berlangsung tiga hari mulai Kamis (22/10) hingga Sabtu (24/10).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015