Pemerintah Azerbaijan berniat untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia dari segala aspek, mulai dari kerja sama ekonomi, diplomatik, hingga hubungan antarmasyarakat.
Kedua negara, yang telah menikmati hubungan diplomatik sejak 1992 silam, telah memiliki sejumlah landasan kerja sama di beberapa sektor. Namun, menurut Duta Besar Azerbaijan untuk RI Jalal Mirzayev, masih banyak hal yang dapat dijajaki guna mempererat hubungan bilateral.
Dia meyakini bahwa hubungan antara kedua negara perlu untuk diperdalam, mengingat masih banyak potensi yang masih belum terjajaki dalam hubungan bilateral. Terlebih, terdapat begitu banyak kesamaan yang dimiliki oleh Indonesia dan Azerbaijan, termasuk dalam budaya, agama, dan kemajemukan masyarakatnya.
Baca juga: Presiden Azerbaijan beri peringatan keras serangan Armenia
Simak percakapan ANTARA dengan Dubes Mirzayev tentang upaya yang dilakukannya untuk mendorong penguatan hubungan kedua negara dalam artikel International Corner berikut ini.
ANTARA: Bagaimana pandangan anda terkait hubungan bilateral antara Indonesia dan Azerbaijan saat ini?
Duta Besar Jalal Mirzayev: Selalu ada ruang untuk penyempurnaan. Saat ini, saya rasa terdapat kekurangan dalam kunjungan di tingkat yang tertinggi.
Kita perlu menjalin hubungan yang lebih matang antara kedua negara, mengingat begitu banyak persamaan dalam konteks budaya, agama, dan juga kemajemukan kelompok etnis.
Kami sedang mengupayakan kunjungan dari Menteri Luar Negeri kami ke Indonesia, saya harap tahun depan kami dapat mencapai tujuan ini. Saya berharap setelahnya Presiden kami (dapat melakukan kunjungan), namun konsultasi politik merupakan salah satu bagian dari kerja sama.
Saya menjalin kerja sama erat dengan Kementerian Luar Negeri RI jadi kami memikirkan bagaimana kami dapat mengatur konsultasi politik antara kedua kementerian kami, disusul dengan kunjungan tingkat menteri kemudian kunjungan Presiden. Ini adalah alur yang tengah kami upayakan.
Saya yakin bahwa jika kita berhasil mengatur kunjungan ini maka akan ada pula kontribusi positif terhadap volume perdagangan kita.
ANTARA: Menyinggung soal kerja sama perdagangan, apa yang menjadi fokus dalam hubungan ekonomi kedua negara saat ini?
Dubes Mirzayev: Saat ini konsentrasi utama terletak di perdagangan minyak karena Indonesia membeli minyak dari Azerbaijan. Angka perdagangan dalam enam bulan terakhir mencapai 176 juta dolar AS (sekitar Rp 2,5 triliun).
Kami menyadari bahwa Indonesia adalah pasar yang sangat besar bagi Azerbaijan. Saya yakin kita masih dapat membangun kolaborasi di level pemerintah (government-to-government) dan level perusahaan (business-to-business).
Kami memperkirakan bahwa pertemuan atau kunjungan di tingkat tertinggi akan mendorong kerja sama yang mencakup proyek-proyek konkret untuk mencapai kesepakatan besar.
Jika kita bisa mengatur penandatanganan kesepakatan, ini dapat menjadi promosi perdagangan antara kedua negara dan menghindari perpajakan dobel.
Jadi, jika kita dapat menandatangani dokumen yang sangat berpengaruh semacam ini, saya dapat pastikan bahwa dalam satu hingga tiga bulan kita akan melihat hasil yang konkret dan kita akan melihat peningkatan drastis dalam angka perdagangan kedua negara.
ANTARA: Sektor-sektor apa yang masih dapat digali untuk memperdalam hubungan ekonomi Indonesia dan Azerbaijan?
Dubes Mirzayev: Infrastruktur akan menjadi salah satu elemen dalam kerja sama. Saat ini kami telah mengantongi proposal-proposal konkret dari perusahaan-perusahaan Indonesia. Mereka siap untuk datang ke Azerbaijan. Saat Dubes RI datang ke Azerbaijan dan memberikan surat kepercayaan ke Presiden Ilham Aliyev, beliau mengatakan bahwa kami sangat senang untuk menyambut perusahaan Indonesia di Azerbaijan dan Indonesia merupakan saudara kami.
Perusahaan-perusahaan Indonesia dipersilahkan untuk terlibat dalam proyek-proyek nasional Azerbaijan.
Selanjutnya yakni sektor pariwisata. Kami tengah bekerja sama dengan banyak perusahaan Indonesia untuk mengatur paket Umrah Plus, sehingga jika para jamaah Indonesia pergi melakukan ibadah Umrah melalui Istanbul atau Doha, ataupun Dubai, mereka dapat pula berkunjung ke Azerbaijan. Kami memiliki begitu banyak monumen dan lokasi bersejarah yang dapat mereka kunjungi.
Namun tantangan yang masih ada saat ini adalah belum ada penerbangan langsung, jika kita dapat memiliki rute penerbangan langsung antara kedua negara kita, akan menjadi lebih mudah untuk sektor ini dijajaki.
Kita perlu bekerja lebih keras namun sayangnya pandemi COVID-19 menghalangi banyak upaya yang kami lakukan.
ANTARA: Apakah proses perumusan dokumen kesepakatan perdagangan yang sempat disinggung telah berjalan?
Dubes Mirzayev: Hingga saat ini masih tertunda karena masih menunggu pandemi COVID-19 berakhir. Setelah itu mungkin para ahli kita dapat bertemu dan menjalani prosesnya.
Setelah itu menlu kita dapat melakukan pertemuan dan kemudian Presiden Azerbaijan dapat berkunjung ke Indonesia.
Kami sangat mengapresiasi peran Indonesia di kawasan dan peran Indonesia dalam hubungan dengan Azerbaijan.
Tahun depan, kami akan melakukan yang terbaik untuk menghidupkan kembali hubungan bilateral dan meningkatkan kerja sama perdagangan antara kedua negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021