Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Dr. Silverius Y. Soeharso, SE, MM, Psi menyatakan adanya pandemi COVID-19 seharusnya bisa mendorong nilai-nilai Pancasila tumbuh dan berkembang sehingga menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang Pancasilais dan mengutamakan toleransi. 

"Pandemi COVID-19 dapat mendorong tindakan kolaborasi seluruh masyarakat tanpa melihat latar belakang. Tindakan kolaborasi ini pun dinilai dapat meningkatkan kerjasama masyakarat dalam mengurangi angka COVID-19," kata ketika menjadi Pembicara dalam Webinar dengan Tema 'Membangun Karakter Pelajar Pancasila' di Jakarta.

Siaran Pers Universitas Pancasila, Minggu menyebutkan tampil sebagai pembicara Webinar tersebut adalah Dr. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si. (Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden R.I) Prof. Dr. Eddy Pratomo, SH, MA. ( Dekan Fak. Hukum Univ. Pancasila & Dubes R.I di Jerman 2009-2013) dan M. Mukhlisin (Yayasan Cahaya Guru).

Dr. Ali Mochtar Ngabalan, M.Si menyampaikan bahwa dahulu tujuan ia dan Kementeri Pendidikan dan Kebudayaan merintis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah agar tertanamnya sistem nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila berupa nilai agama, kebenaran, keadilan, kebersamaan, perbedaan dan cinta kasih Tuhan ditengah anak-anak usia dini yang akhirnya dikembangkan dalam satu silabus materi tentang pendalaman guru-guru pendidikan usia dini.
Webinar Universitas Pancasila dengan Tema 'Membangun Karakter Pelajar Pancasila' (ANTARA/Foto: Humas UP)


Ia berharap masyarakat dapat memahami nilai-nilai Pancasila, terutama dengan cara menghargai perbedaan sehingga memiliki wawasan kebangsaan Indonesia yang kuat.

Prof. Dr. Eddy Pratomo, SH, MA. mengatakan tentang adanya sesuatu yang hilang pada praktek ideologi atau landasan negara Indonesia karena Pancasila tidak dapat dilaksanakan dengan baik. 

Ia menilai bahwa Pancasila seharusnya bisa diamalkan pada ideologi PBB untuk menyelesaikan sengketa PBB, namun ketidaksiapan Indonesia untuk hadir menghalangi Indonesia dalam berpartisipasi. Ia juga menilai pendidikan etika dan moral pada masa pendidikan dasar adalah hal penting jika berkaca dari negara-negara maju di dunia.

Sedangkan  M. Mukhlisin yang mengingatkan bahwa pemerintah sudah mengeluarkan 6 profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif yang dirumuskan Kemendikbud. 

Tantangan yang didapatkan yaitu bagaimana cara mewujudkan 6 profil pelajar Pancasila yang dinilai masih abstrak kedalam suatu sistem yang dapat diterapkan secara aplikatif oleh pengajar. 

Ketidakadaan acuan soal pelajaran Pancasila oleh pemerintah adalah tantangan terutama untuk para pengajar. Dapat disimpulkan dari seluruh pembicara webinar bahwa tantangan terbesar Indonesia adalah persoalan sistem pendidikan Pancasila yang belum jelas dan merata. 

Untuk itu katanya dibutuhkan dukungan seluruh elemen masyarakat, terutama pemerintah dan tenaga pengajar dalam melancarkan sistem pendidikan Pancasila yang disemogakan dapat diterapkan secara aplikatif.
  

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021