Bandarlampung (Antara Megapolitan) - Dewan Kesenian Metro, Provinsi Lampung, memfasilitasi remaja di kota itu untuk menulis, khususnya puisi, dengan menghadirkan ahlinya di bidang tersebut.
"Kami ingin mentransfer ilmu bagaimana membuat puisi," kata Ketua Dewan Kesenian Metro Rifian Al Cheppy ketika dihubungi dari Kota Bandarlampung, Selasa.
Lebih lanjut dia mengatakan, "Kami undang untuk mengajarkannya pun yang mumpuni di bidangnya."
Kegiatan tersebut, kata Cheppy, telah dilaksanakan dan antusiasme peserta cukup tinggi.
"Kegiatan tersebut tidak hanya berhenti di pelatihan, tetapi ada diskusi-diskusi. Apalagi, pada tahun 2016 Dewan Kesenian Metro (DKM) akan menyusun antologi puisi bersama," kata dia.
Ia pun meyakini dari beberapa peserta tersebut akan muncul penyair muda dari Kota Metro. Namun, hal tersebut harus dikawal secara berkesinambungan.
"Tidak hanya mengandalkan pelatihan terus ingin menjadi penyair, tetapi perlu pengawalan dari penyair yang sudah ada dan memberikan dukungan serta saran dan kritik yang membangun," kata dia.
Kegiatan pelatihan serta diskusi secara berkesinambungan dan didukung kedisiplinan, lanjut Cheppy, akan mendorong lahirnya karya puisi yang bermutu dan diakui publik.
Sejak Agustus 2015, kata Cheppy, Komite Sastra DKM meluncurkan program pendampingan penulisan puisi dan terus dilanjutkan, bahkan komunikasinya pun via "online".
"Karya-karya mereka ditampilkan di media online sehingga siapa pun bisa melihat dan mengapresiasinya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Kami ingin mentransfer ilmu bagaimana membuat puisi," kata Ketua Dewan Kesenian Metro Rifian Al Cheppy ketika dihubungi dari Kota Bandarlampung, Selasa.
Lebih lanjut dia mengatakan, "Kami undang untuk mengajarkannya pun yang mumpuni di bidangnya."
Kegiatan tersebut, kata Cheppy, telah dilaksanakan dan antusiasme peserta cukup tinggi.
"Kegiatan tersebut tidak hanya berhenti di pelatihan, tetapi ada diskusi-diskusi. Apalagi, pada tahun 2016 Dewan Kesenian Metro (DKM) akan menyusun antologi puisi bersama," kata dia.
Ia pun meyakini dari beberapa peserta tersebut akan muncul penyair muda dari Kota Metro. Namun, hal tersebut harus dikawal secara berkesinambungan.
"Tidak hanya mengandalkan pelatihan terus ingin menjadi penyair, tetapi perlu pengawalan dari penyair yang sudah ada dan memberikan dukungan serta saran dan kritik yang membangun," kata dia.
Kegiatan pelatihan serta diskusi secara berkesinambungan dan didukung kedisiplinan, lanjut Cheppy, akan mendorong lahirnya karya puisi yang bermutu dan diakui publik.
Sejak Agustus 2015, kata Cheppy, Komite Sastra DKM meluncurkan program pendampingan penulisan puisi dan terus dilanjutkan, bahkan komunikasinya pun via "online".
"Karya-karya mereka ditampilkan di media online sehingga siapa pun bisa melihat dan mengapresiasinya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015