Pandemi COVID-19 tidak menghentikan bencana. Palang Merah Indonesia (PMI) melanjutkan upayanya untuk mempersiapkan kapasitas masyarakat dalam melakukan mitigasi melalui edukasi serta pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yang dapat membantu untuk mengurangi risiko dari sebelum, saat, dan setelah terjadinya bencana.
 
Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. BNPB mencatat lebih dari 1.800 bencana hingga Agustus 2021. Salah satu faktor yang berkontribusi pada hal ini ialah perubahan iklim berdampak dengan meningkatnya intensitas cuaca ekstrem sehingga kemungkinan bencana dapat lebih sering terjadi dan dapat melanda kapan saja. Upaya PMI Kota Batam dalam menyelenggarakan pelatihan kepada siswa SMP Daarut Tauhid di Batam memiliki tujuan  untuk memberikan keterampilan yang diperlukan dalam penanggulangan bencana.

Baca juga: PMI Halmahera Utara Gaungkan Pentingnya Vaksin COVID-19
Baca juga: Pastikan stok darah cukup saat pandemi COVID-19, PMI Kota Cilegon hadirkan unit mobile donor darah

“Adanya pelatihan mitigasi bencana dari PMI Kota Batam tentu sangat  bermanfaat bagi seluruh komunitas sekolah dan masyarakat, khususnya di bidang persiapan dalam menghadapi jika ada satu waktu menghadapi bencana,” ucap Agus Setiawan, selaku Wakil Kepala Sekolah SMP Daarut Tauhid.
 
PMI Kota Bogor berlatih terkait CPR dan praktik simulasi menangani kecelakaan. (Antara/HO/PMI/IFRC).
 
Materi yang diberikan saat kegiatan berlangsung antara lain informasi pentingnya tas siaga dan teknik dasar P3K yang akan sangat bermanfaat untuk memberi bantuan mendasar hingga tenaga medis profesional tersedia.  Informasi mengenai isi sebuah tas siaga yang harus disiapkan untuk mengantisipasi bencana akan membantu peserta serta komunitasnya untuk dengan menyediakan hal-hal seperti air bersih, dokumen penting, senter, baju, serta makanan siap saji. Selain itu, peserta juga mendapat kesempatan untuk membagikan pengalaman mereka saat sebuah bencana sebagai sebuah contoh kasus mengenai bagaimana informasi yang baru didapat bisa memberikan  

“Menurut saya juga, ini tuh harus dipelajari karena kita nggak tahu gitu kapan bencana itu bisa terjadi. Jadi ini harus dipelajari,” tambah Putri Balqis, salah satu peserta yang mengikuti kegiatan.

Baca juga: Bergerak bersama untuk sesama

Pada kesempatan yang serupa, PMI Kota Bogor juga turut  dalam meningkatkan kapasitas relawan pada P3K untuk menyiapkan keahlian dalam menanggapi bencana.  Hal ini dilakukan untuk memastikan mereka dapat berperan untuk memberikan bantuan saat dibutuhkan. Peserta yang terdiri dari Korps Sukarela Relawan (KSR) PMI Kota Bogor mendapatkan pelatihan terkait CPR dan praktik simulasi menangani kecelakaan.  

“Semoga dengan adanya program peningkatan kapasitas ini, relawan PMI Kota Bogor dapat memaksimalkan perannya di masyarakat dengan lebih baik lagi khususnya pada pelayanan pertolongan pertama,” ujar Selly Melinda sebagai penanggung jawab acara.
 
PMI Kota Bogor memberi pelatihan keterampilan P3K ialah membantu masyarakat dalam memberikan penanganan awal. (Antara/HO/PMI/IFRC).


Pentingnya keterampilan P3K ialah membantu masyarakat dalam memberikan penanganan awal hingga staf medis profesional datang sehingga dapat mengurangi dampak dari sebuah kecelakaan dan membantu menyelamatkan jiwa.
 
Upaya berkelanjutan PMI dengan IFRC dalam melakukan mitigasi sebelum, saat, dan setelah terjadinya bencana melalui edukasi serta P3K menjadi aset yang dapat dimiliki untuk dapat  meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat untuk dapat mengurangi dampak dari bencana. 

Pewarta: PMI/Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021