IPB University bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil menciptakan OxIL, mesin konsentrator oksigen, yang diluncurkan di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin.

"Hasil inovasi konsentrator oksigen ini masih produk prototipe dan bahan bakunya dari lokal, tapi memiliki kualitas lebih baik," kata Rektor IPB University Arif Satria.

Menurut Arif Satria, hasil inovasi tersebut sebenarnya sudah bisa digunakan sejak dua bulan lalu, tetapi tim penelitinya masih terus melakukan uji coba untuk memastikan mesin benar-benar bisa dipakai dengan baik.

"Benar-benar siap pakai, untuk kebutuhan rumah sakit yang menggunakan oksigen," katanya.

Baca juga: BSI/LAZNAS BSM Umat sumbang 20 tabung oksigen senilai Rp 74 juta untuk IPB

Mesin konsentrator oksigen dan fine bubble tersebut menyerap oksigen dari udara yang difilter dengan saringan molekuler, sehingga oksigen yang diserap tanpa batas dan tidak perlu menggunakan tabung oksigen.

"Jadi lebih efisien dan ekonomis," katanya.

IPB dan BRIN masih akan mencari mitra industri yang akan memproduksi massal dan memasarkan produk tersebut.

Arif Satria menyatakan optimistis produk konsentrator oksigen tersebut dapat dipasarkan di Indonesia, untuk kebutuhan rumah sakit.

Baca juga: Alumni IPB berikan donasi Rp1,32 miliar untuk tabung oksigen

Konsentrator oksigen itu, katanya, memanfaatkan enzim zeolit, dapat dimanfaatkan juga untuk mempercepat proses pembesaran ikan.

Gagasan membuat konsentrator oksigen tersebut, menurut Arif, saat terjadi ledakan kasus COVID-19 pada Juni 2021.

Kondisi tersebut, katanya, dipersulit dengan kelangkaan pasokan oksigen untuk kebutuhan medis.

IPB bersama BRIN kemudian menggagas alat penangkap oksigen di udara untuk dimanfaatkan bagi pasien positif COVID-19.

Pada kesempatan tersebut, Arif juga memperkenalkan para peneliti yang membuat inovasi konsentrator oksigen tersebut. Mereka adalah Dr Zaenal Abidin (pakar kimia lempung dan zeolit dari Departemen Kimia IPB University).

Baca juga: UI-ITB-IPB jalin kemitraan riset berbasis teknologi dengan program UKICIS

Prof Y Aris Purwanto, dosen di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB University dan pakar aplikasi fine bubble di bidang pertanian. Teknologi fine bubble telah dikembangkan oleh ilmuwan Jepang.

Lalu ada Dr Anto Tri Sugiarto, peneliti di Balai Pengembangan Instrumentasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BPI BRIN).

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021