Jenewa, 2/10 (Antara/AFP/Antara Megapolitan) - Lebih dari 500 anak-anak tewas sejak kekerasan meningkat di Yaman pada Maret, sementara 1,7 juta pemuda terancam kekurangan gizi, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat.

Selama enam bulan serangan udara sekutu pimpinan Arab Saudi menyasar pemberontak Huthi dukungan Iran sejak Maret, untuk mempertahankan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, setidak-tidaknya 502 anak-anak tewas dan 702 lagi cedera, kata juru bicara badan PBB untuk anak-anak, Christophe Boulierac.

"Itu data konservatif," katanya kepada wartawan di Jenewa.

Ia mengatakan anak-anak tewas dalam pengeboman atau di tengah pertempuran di jalanan.

"Keadaan bagi anak-anak semakin hari semakin buruk dan mengerikan," kata Boulierac, dengan mendesak semua pihak berpengaruh segera mengakhiri pertempuran.

Ia juga mengeluhkan peningkatan tajam dalam perekrutan anak-anak sebagai petempur di negara yang tengah bergejolak itu, dan sepanjang 2015 ini telah tercatat 606 kasus.

Angka tersebut empat kali lipat lebih banyak dibandingkan kasus perekrutan anak pada 2014 yang tercatat sebanyak 156 yang telah diverifikasi, katanya.

"Anak-anak di Yaman dimanfaatkan oleh kelompok bersenjata, menjaga titik-titik pengecekan atau membawa senjata," katanya, dan menambahkan bahwa "perekrutan itu dilakukan oleh kedua belah pihak".

Di negara miskin tersebut, dimana 80 persen populasinya berusia di bawah 18 tahun, sekitar 10 juta anak-anak sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, kata Boulierac.

Keadaan kemanusiaan mengerikan itu, bersama dengan kekurangan pendanaan dari badan bantuan serta kesulitan mengakses mereka yang membutuhkan, bisa menjadi faktor yang lebih mematikan dibandingkan kekerasan itu sendiri, katanya.

"Kami tahu bahwa lebih banyak anak-anak bisa mati karena penyakit, yang bisa dicegah, dibandingkan dengan peluru dan bom," katanya.

Keadaan gizi di Yaman yang sebelum konflik pun sudah parah, semakin memburuk, katanya, dan menekankan bahwa 1,7 juta anak berisiko mengalami kekurangan gizi.

Jumlah anak berumur dibawah lima tahun yang berisiko mengalami kekurangan gizi akut meningkat tiga kali lipat pada 2015 menjadi 537 ribu, dari 160 ribu anak sebelum konflik, kata Boulierac memperingatkan.

PBB mengatakan setidaknya 2.355 warga sipil tewas dalam konflik di Yaman sejak akhir Maret, dan 4.862 lainnya cidera, kata Colville.

Sekitar 1,4 juta orang terpaksa mengungsi meninggalkan rumah mereka.

Sementara itu, resolusi didukung Eropa yang menyerukan penyelidikan PBB atas pelanggaran hak asasi manusia sepanjang konflik, ditarik kembali pekan ini karena adanya tekanan dari Arab Saudi.

Usulan dewan HAM PBB yang dirancang Belanda menyerukan penyelidikan penuh atas berbagai pelanggaran di Yaman sejak September 2014.

Arab Saudi yang menolak penuh penyelidikan semacam itu, mengajukan usulannya sendiri soal Yaman, yang mendukung penyelidikan domestik.

Setelah mendapat dukungan dari AS dan Inggris, resolusi Arab Saudi itu disetujui badan HAM PBB pada Jumat melalui kesepakatan.

Penerjemah : S. Haryati/B. Soekapdjo

Pewarta:

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015