Pemerintah Kota Jakarta Barat menyebut limbah anorganik bisa ditukar dengan uang di bank sampah sepanjang warga melakukan pemilahan terlebih dahulu, berupa kertas, kardus, plastik kresek, plastik keras, besi kaleng, botol, tutup botol berbahan aluminium ringan, dan tembaga.

Subarna Martadinata selaku Petugas pengawas Sudin Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Barat sekaligus Pengurus Bank Sampah Induk Satu Hati Divisi Sosialisasi, di Jakarta, Selasa (7/9/2021) menyebutkan, setelah sampah dipisahkan, warga bisa menghampiri 803 bank sampah unit yang tersebar di setiap RW, kelurahan, Kecamatan ataupun sekolah-sekolah di Jakarta Barat.

Di bank sampah, lanjut Subarna, sudah tersedia tiga unit keranjang yang diperuntukkan untuk beberapa jenis sampah. Keranjang merah itu buat sampah B3, hijau buat organik, dan kuning ini sampah yang laku di bank sampah yaitu sampah anorganik.

Di bank sampah, petugas akan memberikan informasi terkait berapa harga jenis sampah anorganik per kilogram. Paling murah dihargai Rp250 per kilogram untuk jenis botol beling. Paling tinggi, sampah dengan jenis tembaga merah dan tembaga bakar dengan harga Rp68.000 per kilogram.

Setelah itu, pihak Sudin LH akan menjemput sampah dari setiap bank sampah unit untuk diantar ke bank sampah induk yang berlokasi di Asrama Dinas Lingkungan Hidup, Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat. Di sana sampah anorganik akan didaur ulang oleh pihak swasta yang telah bekerja sama dengan pemerintah kota dan provinsi.

Nantinya pihak bank sampah induk akan menghitung total berat sampah dari setiap bank sampah unit. Berat total itu nanti akan dikalkulasikan menjadi sejumlah uang yang akan dikirim ke setiap bank sampah unit. Subarna melanjutkan pembagian uang tersebut sesuai dengan kesepakatan pihak pengurus bank unit dengan warga.

Dia pun mencontohkan ada beberapa pengurus bank sampah tingkat RW yang sepakat dengan warga agar uang tersebut ditabungkan. Beberapa wilayah juga ada yang langsung membagikan uang tersebut ke setiap warga.

Subarna mengatakan program ini cukup efektif membantu pemerintah mengurangi jumlah sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang.

Dia berharap masyarakat semakin antusias berkontribusi dalam program ini  demi memudahkan pemerintah mengurangi jumlah sampah.

Baca juga: Kota Bekasi terima investasi Rp4,3 triliun dalam bentuk infrastruktur pengolahan sampah
Baca juga: Kota Bogor deklarasikan sebagai "Plastic Smart Cities"
Baca juga: Menilik limbah di balik kemasan minuman kopi kekinian


 

Pewarta: Walda Marison

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021