Bogor, (Antara Megapolitan) - Lembaga konservasi "ex-situ" (di luar habitat alami) Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor, mengembangkan program orang tua asuh satwa.

"Program orang tua asuh satwa ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar peduli terhadap satwa, terutama satwa endemik atau asli Indonesia," kata Direktur TSI Cisarua Frans Manansang kepada Antara di Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Didampingi Humas TSI Cisarua Yulius H Suprihardo, ia menjelaskan tujuan lainnya dari program itu adalah
kampanye untuk mencintai satwa liar yang terancam punah.

Melalui program itu, pihaknya memberikan kesempatan kepada masyarakat luas agar dapat berinteraksi dengan satwa tersebut.

"Bagi orang tua asuh akan diberikan kesempatan untuk memberikan nama, memberikan pakan, dan mengunjunginya," katanya.

Terkait dengan program itu, kata Frans Manansang, perusahaan BUMN PT Antam (Persero) Tbk tertarik berpartisipasi.

Ia menjelaskan pada Kamis (17/9), Budi Santoso, Asistant Manager Healt Safety Environment mewakili GM PT Antam mengangkat seekor bayi gajah untuk menjadi anak asuh.

Budi Santoso mengunjungi anak asuhnya di kandang dan memberi nama "Goldy", dan ikut memberinya pakan, serta berkesempatan untuk berfoto dengan bayi gajah tersebut.

Bayi gajah berkelamin jantan berusia satu bulan itu, lahir dari induk betina bernama Niar (29 tahun ), sedangkan induk pejantannya Kadir (31 tahun).

Yulius H Suprihardo mengatakan bayi-bayi satwa yang ada di Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor --selain bayi gajah-- sudah sejak lama mendambakan orang tua asuh.

Mereka berada di ruang "nursery room" Rumah Sakit Satwa di TSI Cisarua.

Sehari-hari bayi-bayi satwa tersebut diasuh oleh Sri, seorang "keeper" (perawat satwa) yang bertugas khusus untuk merawat satwa.

"Ke depan kita harapkan akan ada orang tua asuh lainnya bagi satwa-satwa endemik Indonesia ini," katanya.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015