Sejumlah petani kopi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kebingungan untuk memasarkan produk kopinya di masa pandemi COVID-19.

Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan Giri Pusaka, Asep Rahmat Saleh Setiaji, di Purwakarta, Selasa mengatakan, produksi kopi sebenarnya sudah mulai menjanjikan setelah digarap secara serius.

Ia menyampaikannya, pasar lokal cukup potensial untuk pemasaran kopi, yakni pemilik kafe dan pengelola tempat wisata.

Baca juga: Petani kopi Purwakarta diharap tingkatkan produksi kopi
Baca juga: Menjadikan Kopi Sebagai Tanaman Konservasi

Menurut dia, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Giri Pusaka memiliki pangkuan lahan seluas 319 hektare di Kecamatan Kiarapedes.

Dari luas lahan itu, 20,7 hektare di antaranya untuk wisata, sedangkan sisanya untuk penggarap kopi dan cengkeh.

Untuk perkebunan kopi, kata Asep, di masa pandemi ini cukup terasa dampaknya.

“Biasanya kopi yang kita produksi dipasarkan ke lokasi wisata (termasuk kafe-kafe), sekarang tutup. Otomatis berpengaruh pada penjualan,” katanya.

Baca juga: Kata Peneliti, produktivitas kopi di Indonesia masih rendah

Namun ia tidak merinci secara pasti persentase penurunannya, karena dampak pandemi dianggap sangat membingungkan dari segi pemasaran.

Sementara itu, perkebunan kopi di Purwakarta sendiri tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamata Kecamatan Wanayasa, Bojong, Darangdan dan Kecamatan Kiarapedes.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021